50/ Panggilan darurat

2.6K 398 42
                                    

Mobil Aldebaran sudah masuk ke halaman rumah yang begitu luas sekali itu. Aldebaran turun lebih dulu, lalu membukakan pintu untuk anak dan Istrinya.

“ Pelan-pelan Ndin...” ujar Aldebaran pada Andin yang sepertinya tak sabar keluar dari mobil

Andin sudah mulai merasakan begah saat duduk terlalu lama. Tapi berdiri terlalu lama pun juga Andin akan merasakan pegal-pegal di kaki nya. Dirinya juga sering berkeringat jika sudah melakukan aktivitas yang terlalu berat.

Namun itu semua Andin nikmati tanpa mengeluh. Ya walaupun kadang, ada kalanya dirinya manja pada suaminya. Jadi harus mengeluhkan segala hal yang tentunya hanya hal sepele, contohnya kalau kakinya terasa pegal. Aldebaran lah korbannya yang harus siap sedia memijat kakinya.

Andin tersenyum dengan tingkah Al yang begitu mengkhawatirkan dirinya setiap saat.


“ Panas banget, yuk masuk yuk..” ucap Andin sambil menggandeng tangan suaminya dan satu tangannya lagi digenggam oleh Reyna.







****







“ OMAAAAAA....” seru Reyna sambil berlari kecil ke arah Oma nya yang sedang duduk menikmati secangkir teh didepan televisi

Mama Rossa menoleh lalu memeluk cucunya, “ Haii, baru pulang cekolah cucu Oma..” Rossa melirik kearah Al dan Andin, “ Eh, ada Papa juga. Jadi dijemput Papa sama Mama?” ucapnya bertanya kepada Reyna


“ Dijemputnya sama Mama, Oma. Papa tadi nyusul ke Restoran buat makan siang.”


Rossa pun mengangguk, “ Oma udah makan siang belum?” tanya Reyna


“ Lucu sekali cucu Oma ini, udah sayang..”



“ Ma, aku sama Andin bersih-bersih dulu ya..”


Andin melirik kearah suaminya, “ Loh, kamu bukannya harus ke kantor lagi mas?”


“ Saya mau dirumah aja, urusan kantor ada Rendi yang handle” ujar Al


Andin mengangguk dan tersenyum mengerti.






****






Aldebaran dan Andin masuk ke dalam kamar mereka. Andin duduk lalu menyandarkan kepalanya di hearboard kasur, sambil menghembuskan nafas beratnya
“ Huuufttt”



Aldebaran tersenyum dan duduk di sisi ranjang sambil mengamati wajah lelah istrinya itu. Al memegangi kaki Andin, “ Yang mana yang pegel? Saya pijitin” ucapnya lembut



Andin tersentak kaget, “ Eh, gausah mas. Udah kamu mandi aja gih. Pasti capek juga kan?”


“ Gapapa, saya pijitin kamu dulu. Yang mana? Dua-duanya pegel?” tanya Al


Andin terdiam dan hanya menatap wajah suaminya sambil tersenyum kecil


“ Ditanya yang mana, malah senyum-senyum liatin saya”



Andin semakin melebar kan senyuman. “ Kamu ganteng banget”


Al mengerutkan keningnya, “ Apasih? Kok tiba-tiba bilang gitu?”



Sejujurnya Aldebaran salah tingkah saat istrinya memuji dirinya. Bagaimana tidak, biasanya Aldebaran lah yang memuji Andin cantik terus-terusan. Ya meskipun Andin juga sering mengatakan bahwa dirinya tampan. Tapi tetap saja, rasanya susah dijelaskan saat mendengar nya lagi.



My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang