Bagian 32

4.3K 424 34
                                    

Guo Cheng membawa Yibo pada bangku taman sekolah. Ia tahu di situasi saat ini tidak memungkinkan jika mereka masuk, dan mengikuti pelajaran. Terlebih lagi pelajaran setelah ini adalah sejarah, sudah cukup Guo Cheng tidak ingin mengingat masa lalu.

Guo Cheng menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku. Ia menoleh pada Yibo di sampingnya yang hanya diam tidak bersuara, bahkan ia ragu kalau Yibo sedang bernafas. Dengan jahil ia mengarahkan jari tangannya tepat pada lubang hidung Yibo.

"Apa yang kau lakukan?" Yibo menepis tangan Guo Cheng dengan kasar.

"Ah...kau masih bernafas rupanya"

"Kau pikir aku mati sialan?" sungut Yibo kesal.

"Tidak tidak...hanya saja nyawamu sedang jalan-jalan" balas Guo Cheng enteng, dan hal itu sukses membuat ia mendapatkan pukulan keras di belakang kepalanya.

"Wah untung kepalaku ciptaan tuhan" desisnya sambil mengusap-usap belakang kepalanya.

"Jika aku yang menciptakannya, maka aku tidak akan memberikan kepala untumu" balas Yibo tak kalah sinis.

Guo Cheng hanya terkekeh mendengar perkataan Yibo. Yah setidaknya sahabatnya ini jadi banyak omong lagi tidak seperti mainan boneka kehabisan baterai.

"Cheng!"

"Hmm?"

"Jangan bilang Zhan ge soal ini" pintanya pada Guo Cheng.

"Kenapa? Bukankah lebih baik jika dihadapi Sama-sama"

"Aku hanya ingin menghadapinya sendiri" balas Yibo tanpa menoleh pada Guo Cheng di sampingnya.

"Tapi Yi--Aaww" Guo Cheng menjerit sakit saat kupingnya di jewer dengan tidak berperasaan. Bukan hanya Guo Cheng sebenarnya tapi Wang Yibo juga merasakan hal yang sama.

"Sakit sakit...lepaskan!" Yibo berusaha menepis tangan yang menjewer kupingnya, tapi usahanya sia-sia.

"Bangsat! Siapa si?" sungut Guo Cheng kesal.

"Guru kalian"

Mendengar suara yang tidak asing di pendengaran keduanya, mereka berdua dengan kompak menoleh ke belakang, dan saat itu juga mereka menemukan wajah menyeramkan milik Meng Ziyi sang pencabut nyaw-eh sang guru BK.

"Eh hehe" Guo Cheng nyengir tanpa dosa.

"Ah eh ah eh aja kamu" Meng Ziyi melepaskan tangannya."Ngapain kalian di sini? Bolos?" tebaknya sambil memicingkan matanya curiga.

"Lihat topeng monyet" celetuk Yibo tanpa beban.

"Jangan ngaco kamu! Ayo ikut ke ruang guru"

"Mau ngapain bu?" kali ini Guo Cheng yang bertanya dengan wajah sok polosnya.

"Main karet, Ya mempertanggung jawabkan kesalahan kalian yang memukuli Huang Junjie sampai masuk UKS, dan sekarang malah bolos di sini" ujar Meng Ziyi panjang lebar.

Wang Yibo mengedipkan matanya beberapa kali, dengan refleks ia mengusap perutnya dan berkata dalam hati "semoga kau lahir tidak menjadi nenek lampir ya baby"

"Itu karena dia menyebalkan" ujar Guo Cheng membela diri, dan mendapatkan anggukan kepala dari Yibo.

"Tidak ada alasan! Cepat ikut ke ruangan guru"

Keduanya mendengus kesal mendengar ocehan Meng Ziyi. Sedangkan Meng Ziyi tanpa perasaan menyeret keduanya untuk mengikutinya.

Sepanjang jalan menuju ruang guru Yibo dan Guo Cheng tidak henti-hentinya memaki guru cantik yang sedang menyeret mereka, dan membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian seluruh penghuni sekolah.

MY TEACHER IS MY HUSBAND {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang