Zhan duduk bersandar pada kepala ranjang, dengan Yibo yang dengan setia memeluknya dari samping, dan kepala bersandar di dada bidang Xiao Zhan. Sedangkan tangan kiri Zhan melingkar indah di pinggang Yibo.
Yibo melirik jam dinding yang menunjukan pukul 03:00 dini hari. Keduanya baru saja menyelesaikan olahraga yang menyenangkan, dan nikmat.
"Zhan ge!" panggil Yibo dengan suara rendah memecah keheningan.
"Hmm" dan gumaman Xiao Zhan sebagai sautan.
"Emm itu--" Yibo menggantungkan ucapannya merasa bingung harus memulai dari mana.
"Jika Yibo memikirkan bagaimana di sekolah nanti, gege harap stop memikirkannya...hal itu biar gege yang urus" Yibo mengerjapkan matanya lucu, merasa bingung bagaimana suaminya ini tahu apa yang ingin ia katakan.
"Bagaimana Zhan ge tahu apa yang ingin Yibo katakan?" tanya Yibo penuh rasa penasaran.
Zhan tersenyum mendengar pertanyaan Yibo, tangannya yang di pinggang Yibo ia sempatkan mengelus perut buncit Yibo.
"Gege adalah pasangan Yibo, seseorang yang berbagi suka duka kehidupan...jika gege tidak peka akan apa yang membuat pasangan gege gelisah, sebagai kepala keluarga gege akan merasa sangat gagal" ujar Zhan panjang lebar dan penuh kelembutan.
"Apa Zhan ge sedang menyindir Yibo?" Yibo sedikit menjauhkan tubuhnya, mata bulatnya memicing menatap Xiao Zhan penuh selidik. Yibo tahu ia sering tidak peka akan apa yang terjadi pada suaminya, tapi apa perlu Zhan menyindirnya seperti itu.
"Kau merasa tersindir anak nakal?" tanya Zhan main-main.
"Tidak! Hanya saja otak ku berkata Zhan ge menyindirku" sungut Yibo yang masih menatap galak Xiao Zhan.
Zhan terkekeh mendengar jawaban Yibo.
"Masih punya otak ternyata" gumam Zhan yang masih sangat jelas terdengar oleh Yibo, dan membuat ia mendapatkan cubitan maut di pinggangnya.
"Aww...sudah! Sudah! Ini sakit" Zhan menyingkirkan tangan Yibo dari pinggangnya. Dapat ia lihat bekas cubitan itu meninggalkan jejak kebiruan, jika jejak itu bekas bibir Yibo mungkin Zhan dengan senang hati membiarkannya.
Yibo beralih mengelus perut buncitnya sendiri, lalu mengucapkan kata-kata yang membuat Zhan tidak terima.
"Kau lihat sayang? Jika kau lahir dan tumbuh dewasa, Papa harap kau tidak akan memiliki sifat Ayahmu" Yibo melirik Xiao Zhan dengan sinis.
Zhan yang merasa tidak terima ikut memberikan petuah. Bahkan tangannyapun ikut menyentuh perut Yibo.
"Dengar sayang! Akan lebih baik kau mewarisi sifat dan sikapku, jangn seperti Papamu" terang saja ucapan Zhan barusan mengundang singa mengamuk, dengan kasar Yibo memukul tangan Xiao Zhan dan menepis tangan itu dari perutnya.
"Mana bisa" sentak Yibo tidak terima. "Aku yang mengandungnya, jadi dia harus sepertiku" ujarnya meluap-luap.
"Aku yang mendonorkan seperma" balas Zhan santai, dan kembali mendapatkan pelototan kesal dari Yibo. Zhan tersenyum dalam hati melihat bagaimana menggemaskannya Yibo saat kesal.
"DIA ANAKKU!"
"Dia anak kita sayang" Zhan berucap begitu lembut, tangannya meraih tubuh Yibo kembali dalam dekapan hangat.
"Jangan marah! Gege hanya bercanda...gege harap anak kita akan menjadi perpaduan yang sempurna antara gege dan Yibo" Zhan mempererat pelukannya, menggoyangkan tubuh mungil dalam dekapannya ke kanan dan ke kiri.
"Gege mempermainkanku?" cicit Yibo yang suaranya terhalang dada bidang Xiao Zhan, karena kini ia menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.
"Sedikit bermain akan membuat kita awet muda"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND {END}
Storie d'amoreXiao zhan adalah seorang guru matematika yang dipindah tugaskan ke sekolah wang yibo, yang tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri. Wang yibo adalah siswa di SMA Beijing International School (BIS) yang harus dikagetkan dengan kepindahan xiao...