(1). Mengingat Kejadian Lalu

1.9K 65 0
                                    

Sepulang dinas, tepatnya sore Shila sudah berjanji untuk menemui seniornya disebuah restoran. Berkali kali ia mengangkat tangannya untuk melihat jam, sudah tiga puluh lima menit ia menunggu Dion. Minuman yang ia pesan sudah habis dan pesan WhatsApp yang ia kirim pun tak kunjung dibalas.

Lettu Dion Chandradimuka

Abang dimana?
Saya sudah nunggu dari tadi
Kalau Abang tidak datang saya pulang
Abang
Abang
Tuh kan pasti saya dibohongin lagi deh
Pantesan jomblo, php trus sih kerjaannya

Wanita itu menggerutkan bibirnya, dalam hati ia berdecak kesal pada senior yang satu ini.

"Bang Dion kemana coba. Ish ngeselin banget sih" gumam Syila "hitungan ketiga Shila pulang".

Shila mengambil nafas dalam dalam mencoba untuk menghitung "satu, dua, tig-."

"Eh maaf telat" Potong Dion seraya duduk dengan santainya. Bagaimana tidak laki-laki itu menyengir memamerkan gigi seolah tidak terjadi apa-apa, padahal Shila yang menunggu lama sudah kesal dibuatnya.

Kedua tangan Shila mengepal di bawah meja seolah ingin menonjok Dion. Jika ia diperbolehkan untuk menonjok, sekarang juga ia sudah menonjok Dion sampai babak belur. Namun ia melampiaskan kekesalannya dengan diam.

"Kalau bukan senior sudah aku jadikan rempeyek kamu bang" batin Shila.

"Kamu nunggu lama?" Tanya Dion dengan polosnya.

Senyum terpaksa Shila keluar dari sarangnya "engga lama kok bang, cuma tiga puluh lima menit aja".

"Hah? Tiga puluh lima menit?" Ulang Dion terkejut "serius kamu?".

"Abang ga percaya sama saya?" Shila menampakkan muka datarnya dengan melipat kedua tangan diperutnya.

Dion yang melihat ekspresi Shila seperti itu berdecak ngeri.

"Hehehe iya maaf. Kalau gitu langsung pesen aja, saya yang bayar" ucapnya seraya melihat menu.

Ketika mendengar kata terakhirnya, Shila senang karna Dion yang bayar makanannya. Kowad yang satu ini memang tidak bisa nolak jika hal yang berbau gratisan.

Shila berdiri seraya mengebrak meja restoran "serius bang?".

Dion yang pada saat itu sedang melihat menu-menu makanan terkejut dengan yang dilakukan Shila.

"Astagfirullah" ucap Dion seraya mengusap dadanya sendiri.

Shila menoleh kearah pengunjung restoran yang kini menatapnya. Rasanya malu sekali, seketika ia terdiam kikuk dan menampilkan wajah bodohnya depan umum.

"Eh maaf maaf" ucap Shila ke pengunjung restoran.

Dion hanya menahan tawanya.

"Kenapa kamu bang?" Tanya Shila seraya menarik kursi untuk duduk.

"Gapapa. Saya yang bayar makanannya" jawabnya santai.

Setelah selesai makan dan membayar makanan. Keduanya bergegas untuk ke messnya masing-masing.

"Pulangnya mau bareng ga?" Tanya Dion menoleh ke arah Shila yang sedang menguap.

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang