"young master" seorang pria bersurai hitam legam yang ikal masuk ke dalam sebuah kamar mewah bernuansa warna hijau perak. Tampilannya mengenakan pakaian ala pelayan, tapi itu malah membuatnya tampak sangat elegan.
Pria itu berjalan ke arah gorden abu-abu di jendela besar, membukanya agar ruangan itu di sinari oleh sinar mentari. Lalu pria dengan wajah tampan dan kulit pucat itu berjalan ke arah kasur king size yang berada di tengah ruangan.
"young master, time to wake up" ucapnya dengan nada sopan, sembari sedikit membungkuk. Tak lama, dari balik selimut yang menggembul itu tampak bergerak, menggeliat malas.
"nghh Omi-kun~ aku masih ngantuk~ lima jam lagi yaahhh~" ucap seseorang dengan nada malas dan sedikit erangan seperti anak kucing yang di ganggu tidurnya, suaranya terdengar dari balik selimut dengan nada serak khas bangun tidur.
"tidak young master, master and misess sedang menunggu anda di ruang makan untuk sarapan bersama" ucap pelayan pribadinya dengan nada sopan. Seolah terbiasa dengan tingkah tuan mudanya yang habis bangun tidur.
Mendengar penuturan dari pelayan pribadinya, pemuda yang ada di balik selimut itu lantas menyingkap selimut dengan nada malas, menampakkan tubuhnya yang hanya terbalut oleh gaun tidur yang tipis. Siapapun yang melihatnya pasti akan tergoda untuk menjamahnya.
Mata madu pemuda itu memincing tak suka, guratan dari alisnya yang menukik ke bawah tampak jelas di dahinya. "aku tidak peduli, bukankah biasanya kami hanya sarapan masing-masing" ucapnya dengan nada tak suka, sembari mendudukkan dirinya dengan tangan yang mengucek mata.
Pelayan pribadinya, Sakusa Kiyoomi, sudah terbiasa mendengar kalimat seperti itu jika sedang menyangkut tuan dan nyonya. Pemuda jingga di hadapannya tak pernah menyukai orang tuanya sendiri sejak insiden 'kematian kakak laki-lakinya' karena Shouyo masih percaya dengan fakta yang salah tentang 'orang tuanya yang membunuh kakak laki-lakinya' what the hell--
Orang tuanya tidak seburuk itu oke? Hanya saja Shouyo yang masih lima tahun saat itu tak mengerti apapun.
Lupakan tentang hal itu, karena Shouyo tidak ingin mengungkitnya lagi.
"tapi young master, master and misess sangat ingin sarapan dengan anda" ucap Sakusa masih dengan nada sopan. Mata hitam legamnya masih tak lepas dari tubuh tuan mudanya, tubuh pemuda itu sangat pucat, tapi bukan pucat dalam artian buruk. Kulitnya lebih kenyal dengan rona merah menghiasi.
Bulu mata lentiknya tampak panjang membentuk bayang-bayang, ceruk leher dengan tulang yang tampak malah membuatnya menggoda. Pipi gempil dengan hidung kecil yang mancung, dan bibir ranum yang tampak mengkilap.
Hinata Shouyo, seorang pemuda yang kini sudah menginjak usia lima belas tahun itu menatap pelayan pribadinya yang tak seperti seorang pelayan.
Dari pada di bilang pelayan, Sakusa lebih tampak seperti seorang pangeran yang hilang arah.
Well, menurut Shouyo, pelayannya itu pasti akan laku jika berkerja sebagai model. Lah ini, kenapa pemuda tampan pemilik marga Sakusa itu malah jadi seorang pelayan?
"Omi-kun~" panggil Shouyo, membuat Sakusa tersentak keluar dari lamunannya. Menatap sang tuan muda yang tersenyum manis padanya, ia berkata "yes young master?"
Senyum Shouyo makin mengembang di wajah cantiknya, ia melambaikan tangannya membuat gestur 'kemari' lalu Sakusa lantas menurut, ia membungkuk yang secara otomatis mendekatkan wajahnya pada Shouyo yang masih duduk manis di atas kasur.
Cup
Sakusa membeku, ketika bibir sang tuan mudanya menyentuh bibirnya dengan santai. Lalu Shouyo menjauhkan wajahnya dengan senyum manis, dan mengatakan "morning kiss" dengan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot/twoshoot
Short StoryKagehina/hinakage Tsukihina/tsukiyama/tsukikage YamaHina/HinaYama DaiHina/DaiSuga Atsuhina/hinaatsu Osahina/hinaosa Miyahina/hinamiya Sunahina Akahina Bokuhina/bokuaka/akaboku Kurohina/kuroken Kenhina/hinaken Omihina(omihina) Omegaverse(ABO) Oihina...