he is a puppet (KenHina)

1.1K 108 15
                                    

Kulitnya sangat mulus, membuat orang-orang yang melihatnya menganggap ia seorang dewi.

Tatapannya kosong, sangat tidak cocok dengan matanya yang bersinar cantik.

Suaranya halus, lembut dan sangat merdu.

Senyumannya hampa, seolah hatinya tak ikut tersenyum.

"Shouyo?"

Pemuda bersurai jingga itu menoleh ke asal suara. Langit cerah yang awalnya ia tatap dari balik kaca jendela kini tergantikan oleh seorang pria tampan yang lengkap dengan jas formalnya.

"ada apa?"

Pemuda itu tak menjawab pertanyaan yang di berikan untuknya, ia hanya tersenyum dengan mata kosong.

Jari lentiknya sedetik kemudian terulur menyentuh kepalanya sendiri.

"sakit?"

Yang dibalas anggukan oleh pemuda itu.

"aku tau kau bisa bicara Shouyo"

Kalimat itu membuat pemuda yang dipanggil Shouyo merengut sedih, ia menundukkan kepalanya dan matanya serasa akan mengeluarkan muatannya.

"oh maaf, aku tidak bermaksud memarahimu, Shouyo"

Ucap pria itu sembari mengelus pipi Shouyo lembut.

"mungkin sedikit istirahat bisa mengurangi rasa sakit di kepalamu"

Ujarnya sambil membawa pemuda bersurai jingga itu ke dalam gendongannya.

~♥~

"apa yang kau lakukan disana Shouyo?"

Kozume Kenma, itu nama pria yang tinggal dengan Shouyo selama ini. Seorang CEO perusahaan terkenal.

Shouyo hanya menatapnya, lalu menoleh ke arah pintu yang ada di hadapannya, terpancar kilat penasaran dimatanya.

"kau tidak boleh kesana Shouyo"

Titah Kenma yang kembali mengambil atensi Shouyo.

"kenapa?"

Tanya Shouyo sedih.

"disana ada berkas-berkas perusahaan, dan aku tidak ingin mereka di sentuh oleh orang lain. Mengertilah Shouyo" jawab Kenma.

Shouyo hanya diam menatap pria yang memiliki status sebagai kekasihnya itu. Ia lantas berjalan mendekat ke arah Kenma.

"aku lapar" ujarnya yang di balas senyum tipis oleh Kenma.

"baiklah, ayo makan. Kau ingin makan apa?" tanya Kenma sembari menggandeng tangan mungil Shouyo dengan sedikit tarikan ke arah ruang makan.

~♥~

"aneh"

Satu kata itu keluar dari bibir Shouyo. Menghentikan kesibukan Kenma terhadap laptopnya.

Kenma yang duduk di atas sofa ruang keluarga kemudian menatap Shouyo yang berdiri di hadapannya.

"apa yang aneh, Shouyo?"

"kau tau, aku tidak merasakan sakit" jawab Shouyo sembari menunjukkan tangannya yang berdarah akibat benda tajam.

"walaupun itu berdarah, aku tidak merasakan sakit sedikitpun" ucap Shouyo lagi ketika Kenma hanya diam saja dengan mata kucingnya terbelalak terkejut? Atau marah? Entahlah Shouyo tidak mengerti dengan jalan pikir pria di hadapannya.

"kenapa kau melukai dirimu sendiri?" tanya Kenma dengan nada marah sembari menarik tangan Shouyo yang terluka dengan kasar. Menatap Shouyo marah.

"aku hanya penasaran, kau tau saat berapa kalipun aku membenturkan kepalaku pada dinding, aku tidak merasakan sakit sedikitpun"

Oneshoot/twoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang