Hinata Shouyo benar benar cantik seperti boneka, ia menjadi alasan Atsumu menolak perjodohan yang dibuat oleh ibunya.
•••
Miya Atsumu jatuh cinta.
Perasaan cinta itu bertambah semakin besar saat berinteraksi langsung dengan objeknya.
Hinata Shouyo.
Laki-laki mungil yang cantiknya melebihi wanita.
Menjadi sasaran keirian para wanita.
Hingga Hinata Shouyo disebut-sebut sebagai boneka. Karena kulitnya sangat putih dengan rona merah yang alami, surai jingganya halus dan lembut, manik madunya cerah, bulat, dan bersinar dengan bulu mata lentik yang menimbulkan bayang-bayang, hidung kecilnya sangat imut, bibirnya berbentuk sempurna dengan warna pink alami dan terlihat mengkilap, suaranya lembut dengan tawa riang yang membuat semua orang terhipnotis.
Tak tertinggal, sifatnya sangat baik, ramah, manis, tipe yang tidak memiliki musuh.
Karena itu, Miya Atsumu jatuh cinta semakin dalam pada pesonanya.
•••
Hubungan keduanya terjalin dengan sangat murni.
Hinata Shouyo tau kekasihnya memiliki perjodohan dengan wanita lain yang telah di atur oleh orang tuanya. Karena yang ia dengar, Miya Osamu -saudara kembar Atsumu- juga telah dijodohkan dengan wanita lain.
Tapi, ia tidak akan mengakhiri hubungannya dengan Atsumu. Ia tidak akan mengalah pada orang tua Miya tentang Atsumu.
Mereka berdua sudah membayangkan akan tinggal di satu rumah hingga menua, mereka memimpikannya.
Dan itu hampir terwujud saat uang yang mereka kumpulkan bersama cukup untuk membeli rumah impian mereka. Rumah yang berada jauh dari perkotaan tapi tak terputus oleh koneksi informasi.
Rumah yang tak terlalu mewah tapi juga tak terlalu sederhana. Cukup hangat untuk hanya ditinggalin oleh mereka berdua.
Osamu dan Suna kadang kala berkunjung, dengan syarat merahasiakan tempat itu dari siapapun, termasuk orang tua Atsumu.
Jadi, anggap saja mereka sedang dalam persembunyian.
Bukankah itu menyenangkan? -Shouyo.
•••
Ya impian mereka hampir terwujud, tapi ia tak mengira akan secepat ini ibu dari kekasihnya mengunjungi rumah mereka, tanpa mengetuk, tanpa izin, sudah duduk di ruang TV miliknya dengan tangan bersedekap dada seolah ialah bosnya.
Meh -Shouyo.
Shouyo akan menghadapinya jika saja Atsumu tak muncul dengan nafas terengah-engah, jelas ia datang dengan terburu-buru.
Ia langsung berhadapan dengan ibunya, berdebat tanpa sadar ada Shouyo di balik dinding tersenyum penuh kemenangan mendengar Atsumu lebih memilihnya daripada ibu kandungnya.
Lalu keesokan harinya, ibu Atsumu datang lagi dan kali ini Atsumu tak ada di tempat, hanya ada Shouyo dan wanita tua itu.
"berhenti memasang ekspresi itu, seolah kau adalah makhluk paling suci di dunia ini" ucap wanita itu memulai saat Shouyo telah duduk menyilangkan kaki dan tangannya dengan elegan. Hinata Shouyo di hadapannya sangat tenang, sebagaimana pertama kali mereka bertemu, dengan senyum tipis dan mata polos.
Kepala Hinata Shouyo memiring tanpa memudarkan senyumannya, surai jingganya yang panjangnya telah menutupi telinganya bergoyang pelan, manik madunya sangat cantik menatap fokus pada ibu dari kekasihnya. Hinata Shouyo yang dicintai banyak orang, yang dikagumi banyak orang, yang telah membuat putranya bertekuk lutut dan menentang dirinya, ibu kandungnya, mulai menampaki watak aslinya.
"lalu harus seperti apa ekspresiku? terkejut? sedih? marah? senang? memohon?" sebanyak ia menyebutkan kata-kata itu, sebanyak itu juga ia membuat ekspresi sesuai dengan yang dia ucapkan, ia membuat ekspresi terkejut saat mengucapkan kata terkejut, membuat ekspresi sedih saat mengucapkan kata sedih, begitupun seterusnya.
Hasilnya, dahi ibu Atsumu semakin berkerut, wajahnya semakin tak mengenakkan, tatapannya semakin marah, "kau monster, pergilah ke neraka sendirian, jangan ajak putraku" ucapnya sambil menunjuk wajah Shouyo yang telah memasang ekspresi seperti biasanya, senyum hampa dengan mata polos.
"tapi, bagaimana jika putra anda sendiri yang memilih mengikutiku ke neraka? dia sudah cinta mati padaku" senyum Shouyo semakin lebar, menyentuh dadanya sendiri bangga, mengejek ibu kandung kekasihnya dengan senyumannya.
"KAU!" plak nyonya Miya berteriak di depan wajah Shouyo lalu menamparnya kuat, menghasilkan wajah putih pucat itu memerah pekat secara perlahan, bersamaan dengan suara pintu terbuka dan menampilkan Atsumu yang masuk dengan ekspresi marah dan aura menggelap, menyaksikan tamparan itu.
Shouyo menyeringai di balik surainya tanpa di ketahui oleh Atsumu.
Lalu suara isakan datang dari Shouyo, tangannya sendiri terangkat mengelus pipinya yang merah bekas tamparan, mengundang atensi Atsumu yang langsung menghampiri Shouyo dengan ekspresinya yang melembut. Tangan pria itu terulur menyentuh bahu kecil Shouyo sementara tangan yang satunya mengelus pipi Shouyo yang ditampar oleh ibunya.
"Hiks maaf Tsumu, padahal aku sudah bicara baik-baik pada ibu, aku sangat mencintaimu dan aku tulus, tapi beliau tak percaya" sembari terisak Shouyo membuat kebohongan, menatap kekasihnya dengan manik madunya yang mulai berair.
"BOHONG! sayang jangan percaya dia, dia berbohong padamu, tadi--"
"Bu, cukup. Aku sudah muak denganmu" Atsumu berdiri berhadapan dengan ibunya sembari menutupi tubuh mungil Shouyo dengan tubuhnya. "Kau mau mengeluarkanku dari KK? silahkan saja, aku bisa membuatnya sendiri. Kau mau menghapusku dari hak warisan? Silahkan saja, aku bisa membuatnya sendiri" ia sudah tak peduli lagi dengan apapun, seseorang menyakiti Shouyo maka tak ada maaf baginya.
"Sayang--" tangan nyonya Miya terulur mencoba menenangkan putranya. Tapi dengan cepat ditepis oleh Atsumu.
"Pintu keluarnya disana" ucap Atsumu menunjuk pada pintu keluar, saat melihat tanda-tanda ibunya akan mengatakan hal lain ia langsung memotongnya "keluar!" Dengan suara keras yang menyentak Shouyo dan mengagetkannya, membuat kekasih mungilnya itu semakin terisak.
Ia langsung berbalik pada Shouyo mengabaikan ibunya yang perlahan keluar dari rumahnya dengan melihat padanya seperti berharap Atsumu berubah pikiran atas apa yang ia katakan. Tapi yang nyonya Miya dapatkan hanyalah seringai licik dari Shouyo yang dipeluk oleh Atsumu.
"It's ok babe, maaf mengagetkanmu ya" ucap Atsumu sembari mengelus punggung Shouyo bersamaan dengan suara pintu tertutup menandakan ibunya sudah pergi. Ia langsung saja mengangkat Shouyo ke dalam gendongannya, membawanya ke dalam kamar mereka.
•••
Atsumu duduk di ruang kerjanya melihat pada komputer yang memonitoring CCTV rumah. Ia bersandar pada kursi kebesarannya dan mengusap bibirnya sendiri, dibalik elusan itu seringainya terbit.
Tanpa sepengetahuan Shouyo, Atsumu sudah memasang CCTV disetiap sudut rumah yang menonton semua kegiatan Shouyo tanpa ada ia disampingnya.
"Pretty... like a doll"
•••
END03:00 masih ada yang melek?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot/twoshoot
Short StoryKagehina/hinakage Tsukihina/tsukiyama/tsukikage YamaHina/HinaYama DaiHina/DaiSuga Atsuhina/hinaatsu Osahina/hinaosa Miyahina/hinamiya Sunahina Akahina Bokuhina/bokuaka/akaboku Kurohina/kuroken Kenhina/hinaken Omihina(omihina) Omegaverse(ABO) Oihina...