Dua

1.2K 190 47
                                    

"Jadi, kapan aku harus pergi dari rumah ini?"

"Apa yang kau katakan?" Min Kyunghoon bertanya dengan nada keras. "Berapa kali Abeoji dan Eomma bilang bahwa kau adalah putra kami, ada atau tidak hubungan darah. Paham?"

Taehyung menunduk dan mengusap air matanya.

"Paham, Abeoji," jawabnya dengan nada serak.

Nyonya Min memeluk putranya dari samping.

"Jangan pernah berpikir kami tidak akan menyayangimu lagi. Kau bagian dari keluarga ini. Ini adikmu."

Taehyung menangis sesenggukan di pelukan Sang Ibu. Ia benar-benar beruntung bertemu keluarga Min.

---

9 Maret 1993

"Abeoji!" panggil Taehyung sambil berlari di selasar rumah sakit. "Maaf, aku baru selesai latihan basket."

"Tidak apa-apa. Sini duduk dulu. Eomma baru saja masuk. Doakan operasinya lancar, Eomma dan adikmu sehat."

"Pasti, Abeoji."

Taehyung dan Sang Ayah menunggu dengan sabar kurang lebih selama satu jam hingga seorang perawat mengabari bahwa bayi mereka berjenis kelamin laki-laki dan bahwa ibu dan bayi sehat. Sepasang ayah dan anak tersebut berpelukan, menyalurkan kelegaan.

"Abeoji, aku beli minuman dulu ya. Abeoji mau kopi?"

"Boleh. Kalau nanti Abeoji tidak di sini, tanya suster saja di mana kamar Eomma ya."

"Baiklah."

Taehyung memasuki sebuah toko kecil tak jauh dari rumah sakit dan membeli minuman juga roti. Setelahnya, ia membeli secangkir kopi untuk Sang Ayah dan mencari keberadaan keluarganya.

"Taehyungie, sini lihat adikmu."

"Sebentar, Eomma. Aku taruh ini dulu dan cuci tangan ya."

Taehyung melakukan yang diminta, namun sebelumnya ia memeluk erat Sang Ibu. Taehyung menunduk memandang bayi berkulit putih dengan pipi merah di dalam boks bayi.

"Aku tahu kau laki-laki, tapi kau cantik sekali," batin Taehyung. Ia tersenyum dan ujung telunjuknya menyentuh pipi gembul dan hidung adiknya.

Greb!

Tiba-tiba telunjuknya digenggam kencang oleh bayi yang baru lahir itu, membuat Taehyung dan orang tuanya terkekeh.

"Dia menyayangimu dan akan sangat menyayangimu."

---

9 Maret 1996

"Selamat ulang tahun, Yoongi Sayang!" seru ayah dan ibu bocah yang berulang tahun hari itu. Namun, Yoongi malah cemberut dan tak menanggapi orang tuanya.

"Yoongi-ah, ada apa?"

"Hiks...yungie mana?"

Sang Ibu tersenyum paham.

"Hyungie kan masih ada acara kampus di Jeju sampai besok. Hyungie sudah pamit, kan?"

"Hueeeee!!! Mau yungie!"

Tuan Min berjongkok di samping putranya dan mengusap kepalanya dan menggendong Yoongi.

"Bagaimana kalau kita makan sekarang dan Yoongi simpan beberapa potong untuk dimakan bersama Hyungie besok."

"Hiks...mau yungie...." ujar Yoongi di sela-sela tangisnya sebelum mengangguk setuju.

Mereka bertiga memakan kue buatan Sang Ibu sambil sesekali bernyanyi meskipun Yoongi tak bersemangat tanpa Hyung-nya di hari ulang tahunnya.

LawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang