Delapan Belas

904 144 83
                                    

Taehyung menutup pintu dan bergegas meraih Yoongi ke dalam dekapannya. Lelaki yang lebih tua itu merasakan tangan Yoongi meremat kemejanya di bagian pinggang.

Taehyung mengecupi puncak kepala Yoongi berulang kali sebelum menangkup wajahnya dan menyatukan kedua bibir mereka. Lagi, setelah lima tahun.

Yoongi menikmati ciuman pelepas rindu mereka. Ia pun memberanikan diri mengikuti pergerakan bibir Taehyung hingga tanpa sadar suara desahan bergema di tenggorokannya.

Taehyung melangkah bersama Yoongi hingga keduanya perlahan jatuh ke atas kasur empuk Yoongi dengan bibir yang terus bertautan. Yoongi mendongak memberi akses ketika bibir Taehyung menjelajah dagu dan lehernya.

Sekali lagi, suara desahan keluar dari Yoongi, kali ini lolos dari bibirnya.

"Yoongi?"

"Hng?"

"Yoongi, kau mendengarku? Hei!"

"Ha?"

"Min Yoongi, kau mendengarku?"

Yoongi mengerjap-ngerjapkan mata dan menatap bingung ke arah Taehyung.

"Hyung?"

"Hm?"

"Apa kita...itu...."

"Itu apa?"

Yoongi menepuk-nepuk pipinya lalu berkata, "Ti-tidak. Lupakan saja."

Yoongi menunduk malu. Mengapa ia membayangkan hal seperti itu tadi? Aaaahhhhh!!!

Taehyung mengangkat wajah Yoongi dengan tangan yang ia letakkan di dagunya.

"Jangan menunduk. Aku ingin melihatmu."

Wajah Yoongi terasa panas. Memalukan sekali! Pasti saat ini wajahnya memerah dan rasanya ia ingin ditelan bumi.

"Aku masih tidak percaya kau sudah pulang." Taehyung mmberkata sambil menatap lekat ke arah Yoongi. "Masih sedikit seperti mimpi rasanya."

Sudut-sudut bibir Yoongi berkedut ingin membuat senyuman. Ia tersentak saat tiba-tiba direngkuh ke dalam dekapan pria di depannya itu, membuat pipinya menempel pada dada keras Taehyung.

Malu-malu Yoongi melingkarkan tangannya di pinggang Taehyung sebelum terpejam karena elusan lembut di punggung.

"Hyung, aku merindukanmu," lirihnya.

"Aku juga, Sayang. Sangat sangat merindukanmu."

---

Taehyung duduk di atas karpet di kamar Yoongi, mengerucutkan bibir tak suka pada selembar kertas di tangannya. Surat pemanggilan untuk mengikuti wajib militer.

"Haahh...kenapa surat ini harus datang sekarang? Padahal kau baru saja pulang." Taehyung mengusak kasar rambutnya. "Bahkan pemerintah seperti ikut-ikutan memisahkan kita."

Yoongi yang duduk di hadapan Taehyung tertawa geli melihat Taehyung merajuk seperti anak kecil.

"Kira-kira begitulah perasaanku waktu tahu Hyung akan berangkat."

"Tidak enak ternyata. Tapi, kau tidak akan melarang siapapun datang ke sana, kan?"

"Tidak. Aku tidak jahat seperti Hyung."

"Waktu itu aku melakukannya karena takut desersi kalau melihatmu."

Yoongi terkekeh mendengarnya.

"Aku akan membuktikan bahwa aku kuat dan akan terus menyelesaikan latihanku walaupun bertemu denganmu."

Taehyung mengusap kepala Yoongi dan menariknya mendekat.

LawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang