Taehyung memasuki apartemennya, meletakkan kunci mobil di atas meja dapur, lalu mengambil minuman dingin. Ia memutuskan mengambil sekaleng bir berkadar alkohol rendah dan menyesapnya sambil berjalan ke kamar. Tangannya yang bebas mengendorkan dasi dan menariknya hingga terlepas.
Pengacara muda tersebut duduk di tepi tempat tidur sesudahnya menenggaknya hingga habis. Kaleng kosong itu ia letakkan di atas nakas sebelum diamatinya.
"Pasangan yang sudah menikah selama 17 tahun tiba-tiba memutuskan ingin bercerai," gumamnya. "Ada apa sebenarnya?"
Ia merebahkan punggung di kasur, menatap langit-langit mencoba mencari jawaban.
"Apa seseorang bisa tiba-tiba berhenti mencintai pasangannya? Apa cinta bisa luntur mendadak?" Taehyung menghela nafas. "Aku tidak mau cintaku pada Ugi luntur."
---
Desember 2008
Jimin kembali menoleh ke samping entah keberapakalinya. Ia terkekeh pelan setiap kali melihat wajah Taehyung yang bersungut-sungut setelah Jimin menunjukkan pesan dari Yoongi.
Jiminie, Sabtu ini aku ada kencan dengan Matthew :)
"Sudah, Hyung. Sebentar lagi kan kita terbang ke London. Nah, baru buat perhitungan ketika sampai di sana."
Taehyung mendengus kesal.
"Bagaimana orang itu? Yang namanya Matthew itu."
"Tinggi, dewasa, pemain band, dan tampan. Oh, aksen Inggrisnya juga seksi sekali."
"Sudah pernah bertemu?"
"Belum sih. Itu kata Ugi."
"Ck!"
Jimin tertawa sekali lagi.
"Hyung ini lucu sekali! Kalau jauh dari Ugi berani cemburu dan posesif. Kalau dekat, mati kutu. Tidak gentle!"
"Tahu apa kau tentang gentle?"
"Tahu dong! Yang seperti Matthew. Dia menyelamatkan Ugi waktu diikuti tiga orang mencurigakan. Bahkan mengantarnya sampai rumah."
"Kalau Hyung yang di sana waktu itu, Hyung juga akan melakukan hal yang sama."
"Tapi nyatanya tidak, kan?"
Keduanya berhenti berbicara dan sama-sama menatap kedua orang tua mereka yang saling bercakap-cakap.
"Apa Ugi tahu kalau Hyung akan ke London?"
Jimin menggeleng.
"Seperti permintaan Hyung, aku tidak memberitahunya. Eomma dan Appa juga tidak bilang. Orang tua Hyung?"
"Sama."
Kedua orang tua mereka mendekat ketika pengumuman tentang keberangkatan pesawat terdengar. Taehyung bangkit dan memeluk erat ibunya.
"Kalau sudah sampai, kabari Eomma ya." Nyonya Min berpesan sambil menangkup pipi putranya.
"Pasti, Eomma."
"Jaga Ugi walaupun kau cuma dua minggu di sana."
Taehyung mengangguk dan beralih memeluk Tuan Min.
"Terima kasih untuk cuti dan izinnya, Abeoji."
"Tidak masalah. Lagipula saatnya melihat bagaimana Choi Yeonjun bekerja."
Taehyung tertawa dalam hati saat mengingat wajah terkejut bercampur takut milik Yeonjun ketika ia menyampaikan rencananya untuk cuti.
"Abeoji benar sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawless
RomanceKim Taehyung baru berumur sepuluh ketika takdir mempertemukannya dengan Tuan dan Nyonya Min. Ia, yang hanya anak jalanan itu, disambut dengan baik oleh Tuan dan Nyonya Min bahkan dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka. Kim Taehyung terus ting...