Tiga

1.2K 175 50
                                    

Juli 2002

Yoongi sangat merindukan kakaknya. Setiap kali ia merasa rindu, Yoongi akan memasuki kamar Taehyung dan tidur di tempat tidurnya.

"Hyungie, Ugi kangen...hiks...."

Orang tuanya mencoba berbagai kegiatan agar Yoongi tak terus-terusan bersedih. Namun, bocah berusia sembilan tahun tersebut belum menemukan semangatnya kembali.

Hingga seorang teman baru hadir dalam hidupnya.

"Nah, Anak-Anak, hari ini kita dapat teman baru. Ssaem harap kalian akan berteman baik ya."

"Ya, Ssaem!" Semua anak menjawab.

"Nah, silakan kenalkan dirimu."

"Halo, namaku Park Jimin. Sebelumnya aku belajar di London, Inggris. Orang tuaku masih di London jadi aku tinggal dengan Halmeoni dan Harabeoji di sini. Senang bertemu kalian." Siswa baru bernama Park Jimin itu tersenyum, membuat beberapa siswa lain ingin mencubit pipinya.

Yoongi memperhatikan teman sekelasnya yang baru dan mengangkat tangan saat Sang Guru memanggilnya.

"Nah, Jimin duduk di sana dengan Yoongi ya."

"Terima kasih, Ssaem."

Yoongi tersenyum saat Jimin mendekat.

"Halo, aku Jimin."

"Halo, aku Yoongi."

"Kita berteman ya mulai hari ini. Nanti kau tunjukkan sekolah ini padaku. Mau, kan?"

Yoongi tersenyum lebar karena merasa bahwa Jimin orang yang asyik diajak berteman.

"Oke."

---

"Kau pulang dengan siapa, Yoongi?" tanya Jimin ketika mereka membereskan barang-barang di meja.

"Panggil Ugi saja ya. Aku pulang sendiri karena rumahku cuma sepuluh menit dari sini."

"Oh ya? Wah, enak ya kalau rumahnya dekat."

"Hemm. Kau pulang dengan siapa?"

"Sopir keluarga. Orang tuaku tidak mengizinkanku jalan kaki atau naik kendaraan umum. Halmeoni dan Harabeoji juga melarang."

"Bukannya enak ya antar jemput naik mobil?"

"Enak tidak enak." Jimin tersenyum sedih. "Oh ya, mau tidak ikut mobil diantar pulang? Sekalian aku ingin tahu rumah Ugi."

"Mmm boleh. Makasih, Jiminie."

Sejak hari itu, kedua bocah mungil itu menjadi sahabat tak terpisahkan. Beberapa kali Yoongi menginap di rumah Jimin maupun sebaliknya. Yoongi bahkan tak ragu lagi menyombongkan kakaknya.

"Hyungie yang paling tampan. Appa juga sih. Tapi Hyungie lebih tampan hehehe...."

"Hyungie sayang sekali sama Ugi. Ugi juga saaaaaaaayang sekali sama Hyungie. Tapi Ugi sedih karena Hyungie tidak pernah telepon dan tidak mau pulang saat liburan."

"Jiminie suka penyanyi ini? Ih Hyungie jauh lebih baik daripada orang itu. Kenapa Hyungie tidak jadi selebriti saja ya? Pasti banyak yang suka. Eh, tidak boleh tidak boleh! Hanya Ugi yang boleh suka pada Hyungie! Hyungie punya Ugi!"

"Iya iyaaaa! Taehyung Hyung yang paling sempurna," ujar Jimin sambil memutar bola mata. Yoongi benar-benar sulit dihentikan jika sudah bicara tentang kakaknya.

"Memang benar! Awas kalau naksir Hyungie. Tidak boleh. Hyungie itu hanya punyaku."

Sekali lagi, Jimin memutar bola mata.

LawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang