Yoongi memeluk Sang Ayah yang untungnya sudah sadar. Tuan Min mengusap pelan punggung putranya.
"Maaf ya, Appa sudah membuat Ugi cemas." Tuan Min berujar sambil mengusap pipi Yoongi yang basah.
"Tidak apa-apa, Appa. Yang penting Appa baik-baik saja."
"Ugi sudah makan?" tanya Nyonya Min.
"Belum, Eomma."
"Kalau begitu, makan ini saja. Imo juga makan dulu ya," tawar Jennie.
"Terima kasih, Jennie."
"Sama-sama, Imo. Maaf, saya harus kembali ke butik lagi."
"Baiklah. Hati-hati di jalan ya."
Jennie berpamitan dan melambaikan tangan pada Yoongi sebelum keluar dari kamar.
"Terima kasih, Noona."
---
Jennie berjalan pelan di koridor. Ia menempelkan ponsel di telinga, mencoba menghubungi Taehyung.
"Halo?"
"Oppa masih di kantor?"
"Ya, ada apa? Abeoji baik-baik saja, kan?"
"Tenang saja, tidak ada masalah."
"Baguslah."
"Aku kembali ke butik ya."
"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu. Masih perlu membereskan pekerjaan di sini."
"Tidak masalah. Aku akan naik taksi. Oh ya, Ugi baru saja sampai. Sekarang sedang-"
"Ya, Tuhan! Aku lupa! Sudah dulu ya. Aku ke rumah sakit sekarang. Harus bertemu Ugi!"
Tut!
Jennie terkejut saat sambungan diputus sepihak oleh Taehyung. Ia menghela nafas lelah.
"Lagi lagi semuanya tentang adiknya. Kenapa Ugi selalu menjadi nomor satu mengalahkan aku yang berstatus kekasihmu? Padahal kan bukan adik kandung."
---
"Sebaiknya Anda mengurangi kesibukan dan beristirahat dulu sebelum kembali bekerja. Kali ini serangan jantung yang Anda alami memang tidak mematikan, tetapi jika dibiarkan dan gaya hidup Anda masih sama, saya takut akan semakin parah."
"Baiklah, Dokter. Terima kasih banyak."
"Sama-sama, Tuan. Saya permisi dulu kalau begitu."
Yoongi membungkuk hormat ke arah dokter yang tengah bersiap pergi namun langsung menegakkan badannya kembali saat mendengar seseorang masuk.
"Maaf. Silakan, Dokter." Taehyung, yang berdiri di depan pintu, mempersilakan Sang Dokter keluar sebelum menutup pintu kamar rawat inap ayahnya. "Abeoji, maaf aku baru datang lagi."
"Tidak apa-apa. Maaf, Abeoji pasti membuatmu semakin sibuk."
"Tidak apa-apa." Taehyung menyempatkan diri melirik Yoongi. "Dokter bilang apa, Eomma?"
"Abeoji perlu istirahat dan mengurangi beban kerja supaya tidak makin parah." Nyonya Min mengusap punggung Taehyung. "Memang Abeoji kalian ini keras kepala. Bukan sekali dua kali Eomma mengingatkan tapi masih saja sibuk kerja."
Tuan Min tertawa pelan mendengar omelan istrinya dan memanggilnya mendekat. Yoongi yang paham memilih mundur untuk memberi ruang pada orang tuanya.
"Ugi."
"Ya?"
"Maaf, Hyung tidak menjemputmu."
"Tidak apa-apa. Aku mengerti karena waktu itu Appa pingsan." Yoongi menjawab sambil tersenyum. "Tadi aku bertemu Jennie Noona di depan terus diantar ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawless
RomanceKim Taehyung baru berumur sepuluh ketika takdir mempertemukannya dengan Tuan dan Nyonya Min. Ia, yang hanya anak jalanan itu, disambut dengan baik oleh Tuan dan Nyonya Min bahkan dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka. Kim Taehyung terus ting...