Tujuh Belas

918 142 57
                                    

Ting!

Taehyung meraih ponselnya setelah memasukkan barang terakhir ke dalam koper. Ia membaca pesan yang masuk dan terbelalak beberapa detik setelahnya.

"Ya Tuhan...." gumamnya sambil menutup mulut.

Ia pun bergegas menghubungi seseorang yang mengirim pesan padanya. Ia berjalan bolak-balik sambil menggigiti kuku ibu jari di dalam kamar selama menunggu panggilannya diterima.

"Ayo angkat, Tuan Kim. Kumohon...."

Taehyung mendecakkan lidah ketika panggilannya terputus. Sekali lagi ia mencoba menghubungi nomor yang sama dan hampir kehilangan harapan.

"Halo, Taehyung-ssi?"

"Tuan Kim, maaf saya mengganggu. Bagaimana suami Anda?"

"Masih di ruang operasi, Taehyung-ssi. Saya dan anak-anak masih menunggu di rumah sakit."

"Ya Tuhan! Semoga suami Anda baik-baik saja."

"Terima kasih, Taehyung-ssi. Kami sama sekali tidak menduga hal seperti ini terjadi. Maaf, saya menganggu liburan Anda."

"Saya tidak keberatan, Tuan. Saya akan kembali ke Seoul besok. Begitu saya mendarat, saya akan menemui Anda di rumah sakit."

"Tidak perlu. Anda pasti capek."

"Tidak masalah, Tuan. Tuan Kim Seokjin adalah seseorang yang saya kenal. Tidak mungkin saya tidak menjenguknya."

"Terima kasih sekali lagi."

"Sama-sama, Tuan Kim. Semoga suami Anda baik-baik saja, Anda dan anak-anak juga kuat menghadapinya. Dan, saya akan segera kembali untuk mengurus semuanya."

Taehyung mematikan sambungan setelah kliennya, Kim Namjoon, mengatakan bahwa lampu hijau ruang operasi menyala.

"Haahh...." Ia menghela nafas dan membaringkan tubuh di atas tempat tidur, memejamkan mata. Pikirannya berkelana, membayangkan sehancur apa perasaan Kim Namjoon ketika mendengar kecelakaan yang menimpa suaminya.

"Tuhan, jangan sampai hal buruk apapun terjadi pada Yoongi. Aku bisa gila."

Taehyung menekan tombol di ponselnya dan menghubungi maskapai penerbangan.

"British Airways, how can I help you? (British Airways, ada yang bisa saya bantu?)"

---

Ketika kedua matanya terbuka, Yoongi memperhatikan sekelilingnya sebelum duduk. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 04.30 pagi dan berpikir mengapa perutnya terasa sangat kosong. Setelahnya ia sadar bahwa dirinya melewatkan makan malam.

Ia memutuskan menuju dapur dan mencari sesuatu yang dapat mengganjal rasa laparnya. Perutnya bergemuruh senang ketika melihat sesisir pisang di atas meja makan. Yoongi pun mengambil satu dan mengupasnya, mengunyah sambil memeriksa isi kulkas dan menjatuhkan pilihan pada sebotol jus semangka buatan Nyonya Park.

"Cemilanku sehat sekali," gumamnya sambil terus mengunyah.

Suara pintu terbuka juga langkah kaki mengalihkan perhatian Yoongi. Ia menoleh untuk melihat siapa gerangan orang tersebut dan menaikkan alis ketika melihat Taehyung yang terlihat rapi.

"Oh? Sudah bangun? Selamat pagi, Ugi."

Yoongi mengangguk karena mulutnya penuh.

"Sepertinya tidurmu nyenyak sekali. Hyungie bangunkan untuk makan malam, terus tidur."

Yoongi menggaruk tengkuknya, malu.

"Mmm kenapa Hyung sudah rapi sekali? Bahkan belum jam 05.00."

LawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang