Dua Puluh Dua

926 139 46
                                    

"Hyungie?"

"Hm?"

"Apa benar dulu duo Kim Ahjussi itu hampir berpisah?"

"Benar. Kau ingat waktu aku pulang dari London karena ada sesuatu yang harus diurus?"

Yoongi mengangguk.

"Itu tentang mereka. Aku adalah pengacara Kim Namjoon yang menjadi penggugat. Lalu, Kim Seokjin kecelakaan. Mobilnya tertabrak truk dan keadaannya parah sekali. Ada pendarahan di otaknya. Waktu dioperasi, Kim Namjoon baru tahu bahwa suaminya memiliki tumor otak."

Taehyung menginjak pedal rem ketika melihat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Setelahnya?"

"Dia tahu bahwa Kim Seokjin menuduhnya berselingkuh atau yang lain dan ingin bercerai karena penyakitnya. Barangkali dia hanya tidak ingin Kim Namjoon melihatnya menderita atau mungkin meninggal karena penyakitnya. Ia ingin diingat dalam keadaan baik, sehat, dan bahagia."

Yoongi merenungkan kata-kata Taehyung pada saat mobil mereka mulai bergerak lagi.

"Jadi, akhirnya tidak jadi berpisah karena penyakit Seokjin Ahjussi?"

"Itu dan juga karena mereka masih saling mencintai. Ditambah mereka memikirkan perasaan anak-anaknya jika orang tuanya berpisah. Kim Namjoon selalu mendampingi suaminya selama pengobatan dan penyembuhan. Kudengar dia bahkan menolak tawaran beberapa penyanyi ternama hanya supaya bisa fokus pada suaminya."

"Menakjubkan apa yang bisa seseorang lakukan untuk orang yang dicintainya."

Taehyung menoleh ke arah Yoongi dan tersenyum. Ia mengingat apa saja yang sudah ia lakukan demi Yoongi.

"Ya, benar sekali."

---

Kim Jinkyung memperhatikan Taehyung dan Yoongi. Kedua putranya tersebut beberapa kali saling mencuri pandang dan bertukar senyum. Di dalam hati, ia tertawa geli melihatnya.

"Ugi belum tahu kalau kami tidak keberatan. Biarkan saja dulu. Mereka lucu sekali!" batinnya.

Ia mengalihkan perhatian pada mangkuk nasi suaminya dan menambahkan beberapa potong ikan serta sayuran di sana.

"Terima kasih, Yeobo." Min Kyunghoon pun melakukan hal serupa. "Nah, makanlah yang banyak."

Yoongi yang melihatnya ketika hendak memasukkan nasi ke dalam mulut berakhir menggigiti sumpit besi di tangannya gara-gara keromantisan orang tuanya.

"Aku juga mau begitu pada Hyungie. Tapi, kami kan belum resmi," keluh Yoongi di dalam hati.

Taehyung menyenggol pelan siku Yoongi dan mengangkat alis seolah-olah bertanya 'ada apa?'. Yoongi membalasnya dengan gelengan kepala namun matanya yang terus memperhatikan orang tua mereka seolah-olah menjadi jawaban pertanyaan Taehyung.

Pria itu menyumpit sepotong ikan dan tahu lalu meletakkannya di mangkuk Yoongi yang melihatnya dengan mata berbinar.

"Terima kasih, Hyungie!" seru Yoongi riang gembira. Ia menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal yang sama untuk Taehyung namun kesempatan itu tak kunjung datang.

"Maaf ya, sehabis ini Abeoji akan langsung istirahat. Lelah sekali rasanya."

"Eomma juga. Kalau kalian mau menonton, jangan malam-malam selesainya ya."

"Baiklah. Nanti aku cuci piringnya ya. Kalau Eomma dan Abeoji mau istirahat sekatang, tidak apa-apa."

"Terima kasih ya."

LawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang