•••
"Teh Vana, udah baikan?"
Savana yang baru keluar dari bivak langsung bergabung dan merapatkan jaketnya. "Udah Nad, gue nggak apa-apa, da (kok)."
"Alhamdulillah, gue takut banget lo kenapa-kenapa, Teh. Huh, untung aja. Btw, itu jaket Kang Argo, ya?" bisiknya.
"K-kok tahu?"
"Ya karena dia sering pake itu kalo kumpul di sekre. Emm, udah pake jaketnya aja nih," timpal Wanda seraya batuk palsu yang dibuat-buat.
Savana tersenyum masam. "Enggak, gak mungkin deh kayaknya gue sama Kak Argo,"
"Kenapa? Gak ada yang gak mungkin, Teh, ya meskipun kalian... beda,"
"Haha, engga. Masalahnya ada orang yang satu iman sama dia. Mana cantik, satu hobi juga."
"Oh, ya? Siapa?"
"Hmm, Teh Sonya."
"Serius? Tapi emang iya si, Teh Lena juga malah keliatan suka sama dia. Hadeuh."
"Saingan gue banyak ya haha, apalagi Tuhan."
"Teh..."
Savana tertawa, getir. "Gak apa-apa, gue baik-baik aja kok."
"Ya udah ayo kita siap-siap buat perapian, sebelum senior datang."
Mereka langsung bersiap-siap, ada yang menyalakan perapian, membereskan bivak, menyiapkan bahan masakan, sibuk dengan tugas masing-masing karena takut kena marah lagi di evaluasi malam nanti karena lelet.
Savana sedang mematah-matahkan kayu bakar saat Bagi menghampirinya, memberinya segelas air hangat.
Savana yang bingung mengernyit. "Apa?"
"Minum," kata Bargi seraya masih setia menyodorkan gelas pada Savana.
"Gue doang? Yang lain enggak? Gue gak mau egois, gue minum yang lain juga harus minum." timpal Savana dan lanjut memotong kayu bakar.
Bargi tertawa. "Siapa sih yang bilang ini buat lo doang? Masih aja geer, ini juga nanti gue bagi-bagi ke yang lain cuma gue kasih ke lo dulu karena semalem lo sakit."
"Oh, okay." Savana segera meraih cangkir yang diberikan Bargi.
"Van," panggil Bargi dikala Savana sedang meminum air hangat yang diberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Teen FictionAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...