•••
Argo baru saja memasuki rumah ketika langsung disambut oleh senyuman Samara yang duduk di kursi ruang tamu bersama seseorang. "Hallo Jenggala. Lihat, Mami bawa siapa?"
Argo tersenyum dan langsung mengulurkan tangan karena paham siapa yang dibawa Samara malam ini. "Argo. Argo Jenggala."
Cowok yang duduk di dekat Samara membalas uluran tangan Argo seraya ikut tersenyum. "Faaz Assyakir. Kata Mami, kita seumuran?"
"Mungkin?" Argo ikut duduk di sana.
"Mami," Faaz melirik Samara. "Faaz manggil Jenggala Abang?"
Sama tersenyum. "Seenaknya kalian aja. Mami seneng Jenggala ada temen sekarang, Mami juga seneng Faaz mau ikut sama Mami. Semoga kalian akur-akur, Faaz yang betah ya di sini. Maaf kalo rumah kami banyak kurangnya."
Faaz tersenyum tulus. "Enggak, Mi. Faaz malah seneng juga karena punya temen dan punya orang tua. Faaz dari kecil tinggal di sana, ya meskipun di sana udah serasa rumah bagi Faaz tetap aja Faaz butuh yang benar-benar orang tua dan rumah. Faaz paling gede di sana, jadi Faaz udah gak ada harapan buat di adopsi. Tapi, waktu pertama kali Mami datang ke panti, Faaz udah yakin banget kalo Mami adalah orang baik yang mau bawa Faaz. Dan Faaz benar, sekarang Faaz ada di sini. Sama Mami, sama Bang Gala, dan gak sabar ketemu Papi. Makasih yaa, Mi?"
Samara tiba-tiba mengeluarkan air matanya, kebaikan yang menurutnya tak seberapa ternyata sangat berpengaruh untuk orang lain. Refleks ia memeluk Faaz serta Argo yang duduk di samping kirinya. "Mami seneng banget, semoga kalian akur-akur. Papi pasti seneng deh rumah jadi gak terlalu sepi."
Argo tersenyum. "Argo mau mandi dulu ya, Mi? Tadi di cafe banyak yang datang, jadi lumayan melelahkan."
"Yaa sudah, Bi Yus,"
"Iya, Bu?" seorang wanita paruh baya mendekat sopan.
"Tolong antar Faaz ke kamarnya, ya?"
"Baik, Buk. Ayo, Tuan,"
Faaz tersenyum canggung. "Manggilnya Faaz aja, Bi. Saya gak enak dipanggil Tuan."
Samara terkekeh. "Persis banget kayak Argo, dia gak mau dipanggil begitu. Ya sudah, kamu beres-beres dulu ya nak, nanti kita makan malam sambil nunggu Papi pulang. Kamu juga, Jenggala. Gih, mandi dulu nanti langsung makan."
"Oke, Mi." Argo mencium pipi Samara sekilas dan langsung melesat menaiki tangga, diikuti Faaz dibelakang yang diantar bibi Yus.
•••
Tengah malam tiba bahkan nyaris pagi, Argo tak bisa tidur. Ia turun dari ranjang dan membawa satu kotak berisi PS, berniat untuk mengajak Faaz bermain karena sepertinya tadi Argo juga mendengar Faaz tidak tidur, atau mungkin terbangun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Teen FictionAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...