•••
"Hai, Jenggala!"
Argo yang baru saja turun dari motor vespa menoleh, mendapati seorang gadis cantik dengan balutan dress selutut berwarna hitam pekat. Minggu pagi ini Argo pergi ke gereja, menyusul Mami dan Papinya yang sudah berangkat duluan.
"Naomi? Tumben ke gereja."
Naomi Adriella. Teman lama sekaligus seseorang yang pernah ada di masa lalu Argo. Bisa di bilang, cinta pertama cowok itu.
Perempuan yang disebut Naomi itu mengernyit. "Kok tumben? Kamu aja tuh yang gak pernah lihat aku, padahal aku liat kamu terus tahu!"
"Oh, ya?" Argo berkaca sebentar setelah turun dari motor. Bagaimana pun, Argo tak pernah benci pada perempuan itu, Argo masih menganggapnya teman.
Naomi tersenyum lebar. "Iya! Apa kabar kamu, Gal? Aku dari lama pengen nyapa kamu, tapi aku takut ganggu kamu, hehe."
"Baik, kamu gimana?" Argo mulai melangkah diikuti Naomi disampingnya.
"Baik juga, tapi gak sebaik waktu sama kamu sih," perempuan yang berjalan di samping Argo terkekeh.
Argo tertawa renyah. "Bisa aja,"
"Gimana kuliahnya? Udah skripsi-an?" tanya Naomi, senyuman di bibirnya nampak semakin lebar kala memandang Argo.
"Belum lah, baru semester enam, Nao."
"Oh iyaa, hehe. Aku lupa, udah lama gak tahu juga tentang kamu."
Argo hanya tersenyum. "Kerjaan kamu gimana?"
"Lancar kok,"
"Bagus deh,"
"Kamu inget nggak Gal, kita dulu sering ke gereja bareng, sekarang udah masing-masing aja. Kadang aku mikir, kita udah beneran putus, ya?" Naomi memandang Argo dengan pandangan yang sulit di artikan, sayangnya Argo hanya berjalan lurus menuju pintu gereja yang sudah di penuhi beberapa orang.
"Kok gitu?" tanya Argo menoleh sebentar.
"Soalnya semenjak aku nggak sama kamu, aku gak pernah pacaran lagi. Padahal dulu harusnya aku ngerti sikap kamu waktu hadapin masalah dan menunggu kamu berubah sedikit-sedikit, tapi aku malah pergi. Maafin aku, ya,Gal?"
Argo terkekeh. "Aku udah maafin kamu dari lama Nao, lagian itu masa lalu. Aku juga udah bahagia kok sekarang."
"Udah punya pacar lagi?" tanya Naomi, terlihat raut kecewa pada matanya.
"Udah, dia baik banget, Nao. Aku sayang banget sama dia. Aku harusnya makasih sama kamu sih,"
"Makasih buat apa?"
"Makasih, kalo dulu kamu gak pergi ninggalin aku mungkin aku gak akan ketemu dia." Argo tersenyum lebar, benar-benar tak terlihat penyesalan pada raut mukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Teen FictionAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...