Jangan lupa vomment karena itu berharga banget buat aku<3
happy reading. . .
•••
Senin pagi, dimana anak-anak calon anggota berkumpul untuk berangkat ke medan operasional. Ada yang sibuk mandi di kamar mandi kampus, beberapa hanya ada yang cuci muka, berganti pakaian, sibuk membereskan packing-an, dan lain-lain.
Savana sedang sibuk membereskan carrier, mengecek kembali beberapa barang yang harus dibawa dan untungnya sudah lengkap.
Sekitar pukul tujuh, barulah mereka dikumpulkan terlebih dahulu di aula, membentuk lingkaran dan diberikan sarapan sebelum berangkat.
Savana yang jarang banget makan nasi pagi sudah mual melihat nasi bungkus di depannya, membuat Argo yang peka langsung mendekat dan jongkok di samping perempuan itu. Tentu saja hal itu membuat keempat belas calon anggota muda maupun beberapa rekan kerjanya memandang Argo penuh selidik, terlebih Bargi. Mereka bertanya-tanya, ada apa antara Savana dan Ketua Palawa itu?
"Kenapa, Sa?"
Savana menoleh, memandang Argo tak enak karena takut disebut tidak menghargai pemberian. "G-Gue jarang makan nasi pagi-pagi, Kak. Lihat nasi bawaannya mau muntah,"
"Ya udah, biasanya makan apa? Lo mau apa?" tanya Argo lembut.
"Minum air putih aja boleh, Kak?"
"Serius? Lo punya maag, Sa."
"Nggak kok, gak apa-apa. Gue gak akan ngerepotin, gue gak bakalan kenapa-kenapa, Kak. Boleh, ya?"
"Beneran?"
Savana mengangguk cepat. "Beneran, janji."
Argo tersenyum dan mengangguk, "ya udah, makan apa aja snack yang lo bawa, biar ga kosong banget."
"Iya, Kak. Makasih, ini nasinya bawa aja."
Argo membawa sebungkus nasi yang tak dimakan Savana, mengembalikannya ke meja panitia. Bargi yang melihat itu sontak bertanya.
"Kenapa gak dia makan? Dia punya maag Ar kalo lo gak tahu, anak orang kenapa-kenapa di medan operasional mau lo tanggung jawab!?"
"Gue tahu, Bunda Savana sendiri yang bilang ke gue. Tapi gue gak bisa maksa dia, Bar. Dia gak bisa makan nasi pagi, nanti gue kasih dia makan pas siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Teen FictionAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...