•••
Savana sudah mulai kesusahan mengatur napas selama beberapa jam perjalanan di Bukit Tunggul. Tapi ia tidak ingin terlihat lemah dan terus memaksakan diri untuk tidak merepotkan orang lain sampai ke titik Bivak nanti.
"Cek lagi ketua regu anggotanya!"
Angga yang semula beridiri di depan tepat di belakang Dan Op langsung sigap mengecek masing-masing keadaan anggota, dan tepat saat melihat Savana, cowok itu langsung khawatir karena hanya Savana yang terlihat pucat dan nampak kelelahan.
"Sa... Masih kuat?"
Savana mendongak, melihat Angga sang Ketua Regu menghampirinya. "Atau mau di bawain carrier?"
Savana ragu, namun punggungnya sudah benar-benar sakit. Perempuan itu hanya takut jika terus memaksakan malah terjadi hal yang tidak diinginkan. "Ng-emang boleh carrier dibawain?"
"Boleh, kalo lo emang beneran gak kuat. Mau?"
"Beneran nggak apa-apa?" Savana melirik sekeliling, takut tiba-tiba ada senior selain Bargi.
"Beneran, Van. Udah gini gue bawain, nanti biar gantian sama yang lain,"
"Makasih, ya, Angga."
"Kita sama-sama berjuang di sini, Van. Kita harus bareng-bareng."
Savana melepas carrier di punggungnya dan memberikannya pada Angga, cowok itu langsung memasang di punggung.
"Han, bawain bendera jalan di depan. Awas jangan sampai jatuh!"
Farhan melirik Angga malas, karena cowok itu merasa sedang mendekati Savana secara halus. "Modus mulu lo Cahyo! Dah sini bendera-nya!"
"Buset, gue cuma bantuin dia sebagai Ketua Regu yang baik kali,"
"Bacot."
"Hush, bukannya gak boleh sompral, ya?" lirih Savama Membuat Farhan cengengesan.
"Hehe, maafin, Van. Abis si Cahyo ngajak ribut," pandangan Farhan pindah pada Angga. "Lo sih!"
"Gak usah bacot, lo mau gue bantai?"
"Belakang kenapa ribut-ribut?" Bargi yang semula hanya menunggu kini menoleh penasaran.
"Nggak, Kang. Ini udah semua kok, tinggal lanjut." balas Angga spontan, tidak ingin kena damprat lagi.
"Ya udah, kembali baris yang rapih perjalanan kita masih panjang."
Perjalanan kembali berlanjut melewati beberapa pepohonan yang nampak hijau. Bargi melihat Savana yang pucat nampak khawatir dan cowok itu menghentikan langkahnya. "Ada yang sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Teen FictionAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...