•••
Seorang gadis dengan jilbab hitam nampak sedang menikmati makanan ringan di tangannya, sesekali ia menoleh ke pintu rumahnya yang terbuka.
"Assalamualaikum,"
Mendengar suara seseorang diluar yang sangat familiar membuat Savana langsung berlari menuju pintu, menyempatkan diri membenarkan jilbab dan langsung menemui seseorang diluar.
"Sayangggg! Kangen banget, tahu!"
Perempuan itu langsung berlari, memeluk cowok dengan bandana merah di kepalanya. Cowok itu balas memeluknya. "Iya sayang, aku juga kangen banget sama kamu."
Savana melepas pelukan, memandang wajah kekasihnya dari atas sampai bawah. "Capek, nggak?"
"Enggak, kenapa harus capek?"
"Kasihan kamu, baru datang langsung ke sini,"
Savana langsung menarik pacarnya untuk masuk ke dalam, dipersilahkannya cowok itu duduk.
"Kan aku pulang dulu ganti baju. Lagian, capeknya ke bayar sayang liat kamu." kekeh Bargi.
Savana tertawa kecil seraya berjalan ke arah meja pantry yang tak jauh dari sana, membuatkan sesuatu untuk Bargi. "Bisa aja. Gimana Cikuray?"
"Ya, masih sama kayak dulu. Trek-nya masih terjal. Ketemu sama Bagas juga,"
Savana mengernyit. "Temen baru?"
"Iya, Bagas. Babi ganas."
Savana tertawa seraya berjalan ke arah Bargi dan memberinya minuman. "Kirain apaan. Minggu kemarin kamu ngapelin Papandayan, terus ini kamu baru datang dari Cikuray. Besok-besok ngapelin gunung mana lagi?"
Bargi meneguk minuman yang di buatkan Savana, lantas berdiri mendekati ceweknya yang nampak sedikit bete. Berjongkok di depannya.
"Minggu besok aku mau naik gunung lagi." ujar Bargi, ia pikir Savana akan marah namun yang terjadi malah sebaliknya.
Mata perempuan didepannya berbinar dan nampak antusias. "Aku boleh ikut, nggak?"
Bargi menarik napas panjang. "Gak usah, nanti ngerepotin. Kamu belum pernah muncak, gak bisa kena dingin lagi. Kamu belajar dulu sana camp depan rumah kalo udah bisa naklukin alergi kamu baru aku ajakin nanjak."
Tiba-tiba Savana menjadi muram, ia merasa menjadi orang paling lemah sekarang. Namun bagaimana pun ia tetap tersenyum dan mendukung hobi pacarnya. "Oh y-ya udah, semangat nanjak!"
Dan kini Bargi merasa bersalah, ia melihat tatapan sedih pada mata Savana. "Sayang, nggak gitu. Kamu tahu kenapa aku nggak pernah ngajak kamu? Karena gunung bukan tempat yang aman buat cewek. Bahayanya banyak. Binatang buas salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenggala
Ficção AdolescenteAwalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan. Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...