22. GUNUNG PAPANDAYAN

2.3K 210 38
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Apa?" Argo menghentikan mobil sebentar, membuat Savana jadi gugup.

"...Putus." cicit Savana pelan, sangat pelan nyaris tak terdengar jika Argo tak memasang telinga dengan baik.

Argo memandang Savana serius, senang membuat perempuan itu takut, makin menggemaskan. "Bilang yang jelas. Jangan bisik-bisik gitu."

"Putus." kali ini suara Savana cukup tegas, ia memberanikan diri memandang Argo meski sedetik sebelahnya langsung kicep.

"Mau gue sleding?"

"Hah?"

"Berani-beraninya lo minta putus. Gue gibeng juga lo! Bawa ke Gereja langsung baptis!"

Savana membulatkan mata mendengar kata terakhir dan refleks memukul Argo. "Heh mulutnya!"

"Makanya jangan sekali-kali bilang putus. Gue gak mau, Sava."

"Emang lo yakin Kang hubungan kita bakalan baik-baik aja?"

"Lo kenapa harus khawatir sama hal yang gak perlu dikhawatirkan sih, Sa? Kalo kita saling percaya gue yakin hubungan kita ada ujungnya. Tugas lo percaya sama gue begitu pula sebaliknya. Oke? Udah, ayo turun. Kita udah sampe nih,"

Savana menoleh kanan kiri, pemandangan sekitar nampak indah sekali. Udara yang dingin, area parkir yang luas, dan akses jalan menuju ke parkiran Taman Wisata Alam Gunung Papandayan membuat perjalanan kali ini terasa menyenangkan.

"Woy, bangun! Sampe, nih!"

Faaz yang di belakang terbangun karena Argo mencolek kakinya, cowok itu menguap melihat ke sekeliling dan tersenyum. "Buset, cakep ya. Gue seumur umur belum pernah lihat dunia luar kayak gini."

"Kayak pangeran yang dipenjara aja lo." kikik Argo membuat Faaz ikut tertawa.

Mereka turun dari mobil membawa carrier masing-masing, menikmati udara segar yang langsung menyapa. Di sekitar area parkir, ada banyak warung makan yang menyajikan berbagai jenis makanan seperti soto ayam, bakso, nasi ayam goreng, dan mi rebus dadakan.

"Mau makan dulu?" tawar Argo.

"Tadi cuma makan roti, gue laper Bang hehe." sahut Faaz.

Argo beralih memandang Savana. "Kalo kamu udah makan?"

Savana menggeleng.

"Ya udah, kita makan nasi goreng dulu, ya?"

Ketiganya berjalan menuju sebuah stand nasi goreng, di sana juga ada beberapa pendaki lain yang sedang menikmati makanan.

Seraya menikmati makanan, Savana sedikit penasaran dengan Faaz. "Faaz, kuliah juga?"

Faaz tersenyum, Savana akui senyuman cowok itu cukup manis. "Nggak, Teh. Faaz kan baru di bawa ke rumah Bang Argo seminggu kemarin, tapi kata Mami nanti gue mau kuliah tahun depan."

JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang