Author pov.
"Hanisa!"
Hani tersentak kaget. Sontak lamunannya buyar saat ia rasa pundaknya di sentak oleh seseorang. Hani menoleh, ah itu Fara rupanya.
"Ngelamun mulu!" Ucapnya sembari duduk di kursi kosong sebelah Hani.
"Enggak, gue cuma lagi mikirin remedial gue nih nggak kelar-kelar". Keluh Hani, karena sejujurnya kepalanya memang sedang pusing memikirkan remidi bahasa Inggris. Ulangan Akhir Semester berakhir 3 hari lalu. Dan hari ini adalah jadwal remidi Bahasa Inggris. Ya, Hani sedikit bodoh di mata pelajaran itu.
"Dih! Pusing amat, mending lo keluar noh liat anak laki-laki kelas sebelah lagi ngantri remed".
Mendengar Fara menyebut anak kelas sebelah, Hani langsung berdiri. Kepalanya celingak-celinguk mencari cari sesuatu dari jendela kelasnya.
"Yaelah, giliran soal Fajar aja lo gercep". Sindir Fara.
Hani terdiam sebentar kemudian meletakkan kembali pantatnya pada kursi yang ia duduki tadi. Oh iya, soal Fajar. Laki-laki kelas sebelah yang sudah Hani sukai sejak kelas 10. Namanya Fajar Lintang Gelora. Atlet voli dan pencak silat yang lumayan populer di sekolahnya. Wajahnya tampan, agh hanya dengan membayangkannya saja Hani senyam senyum sendiri.
"Fajar remed juga?". Tanya Hani pada Fara yang sedang sibuk berkaca merias wajahnya.
"Nggak tau, tadi ada disitu". Jawab Fara seadanya.
"Diliat liat, Fajar makin kesini makin ganteng ya!" ucap Hani sambil membolak balikkan bukunya yang sebenarnya tak ia baca.
"Makin kesana makin kesini, Hanisa Hanisa! dia itu banyak cewenknya!" Fara menimpali.
"Emang lo pernah tau dia pacaran selama SMA?". Tanya Hani.
"Ya enggak sih".
"Makannya, jangan sok nyimpulin dulu"
"Dih, awas aja besok kalau ada skandal Fajar pacaran, gue ga akan bantu lo apa apa!"
"Yakali takut, orang skandalnya juga pasti pacaran sama gue".
"Iya gue bantu doa aja udeh".
Hani tersenyum, membayangkan jika skandal itu betulan terjadi. Ia pasti akan merasa menjadi wanita terbahagia didunia. Sudah, biarkan saja Hani bahagia dengan ekspektasinya.
__________
Sore itu, seorang pemuda berseragam SMA tengah duduk di sebuah bangku. Matanya tertuju pada sebuah buku di tangan kanannya. Sebuah headphone terpasang rapi menutupi telinga. Pria itu sedang fokus membaca sebuah buku.
Dia Fajar, sosok lelaki berpostur tinggi nan gagah. Atlet voli sekaligus pelatih pencak silat di sekolahnya. Ia memiliki senyum manis dan cekungan sabit di matanya saat tertawa. Manis sekali. Ia sering kali dicap buaya dengan tampang sangarnya itu. Namun siapa sangka, Fajar tak pernah menyentuh perempuan sejak pertama kali duduk dibangku SMA hingga sekarang. Ia sedikit pendiam dan terkesan cuek dengan keadaan sekitarnya. Kepribadiannya sulit ditebak.
Di sekolahnya sendiri, Fajar memiliki geng beranggotakan 4 orang. Hanya komplotan siswa yang selalu jadi langganan remidi saat ulangan. Bukan geng motor yang berisi cowok keren dan berandalan, circle Fajar justru berisi anak-anak nolep dan wibu yang jarang dikenal oleh siswa lainnya. Kerjaan mereka hanya bolos kelas, ngutang di kantin atau lari saat disuruh guru piket.
"Fokus amat Pak!" ujar Radit, teman baik Fajar dan salah satu anggota gengnya.
Fajar mengalihkan atensinya kepada sosok pria tinggi berseragam rapi yang baru datang itu. "Ceritanya seru" jawabnya. "Yang lain mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY CRUSH (ON GOING)
Подростковая литератураCinta bertepuk sebelah tangan, itulah yang dirasakan oleh Gema Lingga Hanisa. Gadis cantik berambut panjang itu tak pernah mempunya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya kepada Fajar Lintang Gelora. Pemuda manis yang ia temui saat masa oriantas...