part - twenty

5 1 0
                                    

Sore itu, Fara benar benar tak bisa duduk tenang. Gadis itu bahkan belum melepas seragamnya. Ia hanya mondar mandir sembari mengecek jam tangannya berkali-kali.

Flashback

"Hah gimana?" Fara mendekatkan wajahnya pada Bayu yang sedang mengendarai motor. Gadis itu tak mendengar ucapan Bayu sebelumnya.

"Iya, Gio ngajak Fajar duel buat nyelesaiin permasalahan mereka" jelas Bayu lagi.

"Maksudnya duel?"

"Ya satu lawan satu gitu"

"Maksudnya buat nyelesaiin persoalan mereka yang juga menyangkut Hani?" tanya Fara lagi.

"Iya soal itu, Gio minta supaya Fajar nggak bawa temen, tapi lo tau kan gimana liciknya dia?"

Fara mengangguk memahami perkataan Bayu. Tentu saja sebagai teman, Bayu khawatir Gio akan bermain curang lagi. "Tapi gue yakin, Fajar pasti punya cara dia sendiri"

Bayu mengangguk setuju. "Gue harap juga gitu, oh iya, pesen Fajar jangan sampai Hani tau soal ini"

Flashback end.

"Aghh! bisa gila gue mikirnya" Fara menggerutu sendiri sembari membanting tubuhnya kekasur. Ia membuka ponselnya dan mencari kontak Hani. Namun sekali lagi ia teringat pesan Fajar agar tak ada yang memberi tahu sahabat kesayangannya itu.

Disisi lain, Fara juga khawatir akan keselamatan Fajar. Meskipun ia percaya dengan kemampuan Fajar, tetap saja ia takut akan terjadi apa apa dengan pemuda itu mengingat bagaimana liciknya seorang Gio.

Akhirnya setelah berperang melawan isi kepalanya sendiri, gadis itu mencoba untuk tenang. Ia hanya akan menunggu kabar yang diberikan oleh Bayu.

__

"Jar, lo seriusan?" Radit menepuk pelan pundak milik pemuda yang duduk didepannya ini.

Yang ditanya hanya diam sembari memberi anggukan kecil. Ia sedang sibuk menghirup dan menghembuskan asap nikotin. Pandangannya jauh mengawang awang. Keempat serangkai itu sedang duduk di basecamp bengkel.

"Gue bukan ngeraguin kemampuan lo, cuma siapa yang nggak tau si gimana liciknya makhluk halus itu?" Devan menimpali.

"Gue yakin, lo mampu dan pasti bisa ngalahin Gio cuma gue nggak yakin lo bisa lolos dari trik kotor manusia itu" kali ini Bayu ikut bersuara.

Fajar menghirup nafasnya dalam dalam sebelum kepulan asap keluar dari rongga mulutnya. "Gue tau apa yang kalian pikirin" ucapnya lirih sembari menginjak putung rokok yang ia jatuhkan sebelumnya. "Gue cuma butuh kalian percaya sama gue, selebihnya cukup doa aja" jawabnya santai.

Radit menggelengkan kepalanya. Ia baru menyadari bahwa sahabat karibnya ini ternyata memiliki sifat keras kepala. "Kita semua percaya kok sama lo, apalagi gue. Percaya banget, Jar!" ucapnya sedikit menaikkan nada bicaranya. "Tapi kita ini temen, masalah lo masalah kita juga apalagi ini bisa jadi menyangkut soal nyawa"

"Iya gue ngerti, gue ngerti banget. Makasih sebelumnya karena kalian nganggep kita ini satu. Tapi kali ini, gue cuma minta percaya kalian aja, cukup doain dan tunggu kabar dari gue" ucap Fajar dengan ekspresi tenang.

Ketiga temannya sudah menyerah untuk membujuk. Pria itu tetap memutuskan untuk pergi sendirian.

Fajar beranjak dari duduknya setelah melirik pada jam tangannya yang menunjukkan pukul 20.30. Setengah jam lagi, ia harus sudah berada di gedung yang Gio janjikan. Fajar melangkah menyambar jaket hitam yang ia letakkan diujung sofa.

HE IS MY CRUSH (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang