Fajar berjalan menyusuri jalanan sore yang agak ramai itu. Pria itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Suasananya memang ra. ai, namun entah mengapa hati pria itu tetap kosong dan hampa. Tatapan matanya begitu jauh, terlalu banyak pikiran di kepalanya. Ia merasa kesepian dianyara keramaian. Langkahnya membawa Fajar ke sebuah bangunan berderet di pinggiran kota. Ini adalah tempat tinggal Fajar selama dia SMA. Sebuah kos kecil sebagai tempat ia beristirahat dari bisingnya dunia.
"Ceklek"
Pintu terbuka dan menampilkan isi sepetak ruangannya. Fajar masuk ke kamarnya setelah menyimpan sepatunya kedalam rak. Ia melempar tasnya ke sembarang arah dan merebahkan diri di atas k
tempat tidur. Matanya terpejam. Dahinya mengernyit. Laki-laki itu tampaknya sedang kelelahan. Entah apa yang ada dipikirannya kali ini.Ia membuka mata menatap sebuah bingkai foto yang terpajang rapi di meja belajarnya. Sebuah foto usang dirinya dan keluarganya dulu.
"Andai aja lo nggak selingkuh, gue nggak akan kaya gini" gumamnya menatap potret ayahnya.
"Andai aja lo nggak ninggalin gua berdua sama mama, gue nggak akan kelaperan di jalanan"
"Andai aja lo nggak gila perempuan, mungkin gue bakal jadi anak keluarga cemara yang setiap pulang disambut pelukan hangat, bukan makian dari mulut kotor lo"
Fajar memejamkan matanya lagi. Kali ini bulir bulir air mata jatuh dari pelupuk matanya. Ia terisak, mengingat semua kejadian memilukan di masa kecilnya.
Ayah dan ibunya bercerai saat Fajar masih kecil. Ia tinggal bersama ibunya yang saat itu mengidap kanker. Tanpa biaya dari ayahnya, Fajar mencari uang di jalanan untuk biaya pengobatan ibunya. Namun apalah daya, ia hanya seorang anak 8 tahun yang belum mengerti apa apa. Tuhan begitu sayang kepadanya. Ibunya meninggal beberapa bulan setelah perceraiannya.
Sejak saat itu, ia tinggal bersama ayah dan ibu tiri serta kakak laki-laki tirinya. Dirumah itu, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan. Sebagai anak tiri, sudah pasti ia mendapatkan deskiriminasi dari sang Ibu. Ia kerap mendapatkan perlakuan kasar dan kekerasan fisik. Hal itulah yang membuat ia tumbuh sebagai anak pendiam.
Sejak SMP Fajar memutuskan untuk ikut perguruan silat. Saat itu, pikirannya hanya agar bisa melawan saat kakaknya melakukan kekerasan terhadapnya. Namun lambat laun, ia semakin memahami apa arti pencak silat dihatinya. Hingga saat ini, ia nyaman dengan itu dan sering kali ia melampiaskan stress nya dengan latihan fisik.
Saat SMP itulah ia bertemu dengan gadis manis yang menemaninya melewati hari hari yang terasa berat itu. Namanya Melia. Gadis yang kerap kali menenangkan Fajar saat ia dimarahi oleh ibunya. Tak jarang juga Fajar kabur dan bermalam dirumah gadis itu saat ia diusir oleh ibu tirinya. Sejak saat itu Fajar diam diam menaruh rasa kepada Melia. Namun sayang, kisahnya tak dapat dilanjutkan karena Melia disekolahkan di sekolah yang bergengsi. Mereka terpaksa harus berpisah.
Barulah saat SMA ia memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan tinggal sendiri disebuah kosan kecil. Menurutnya, lebih baik untuk mempertahankan kewarasan mentalnya dengan pergi dari rumah.
Kenangan masa lalun dan segala trauma masa kecilnya, membuat Fajar tumbuh menjadi dirinya yang sekarang. Dirinya yang dipaksa kuat oleh keadaan, dirianya yang dipaksa tersenyum didepan teman temannya. Namun dibalik itu semia, jiwa kecilnya masih terjebak. Anak laki laki 8 tahun didalam dirinya itu masih kerap menangis dan menyalahkan takdir. Inner Child nya terluka, namun Fajar tetap harus melanjutkan hidup yang katanya perjuangan ini.
"Mama, Fajar nggak kuat. Fajar mau pulang ikut Mama" isaknya makin dalam. Ia menangis sendirian, menumpahkan segala beban kehidupan yang selama ini ia pendam.
"Fajar tau nggak? kenapa mama memberi nama Fajar itu Fajar Lintang Gelora?" Sebuah tangan mengelus lembut surai milik bocah laki laki yang tertidur di pangkuannya. Anak kecil itu menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY CRUSH (ON GOING)
Teen FictionCinta bertepuk sebelah tangan, itulah yang dirasakan oleh Gema Lingga Hanisa. Gadis cantik berambut panjang itu tak pernah mempunya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya kepada Fajar Lintang Gelora. Pemuda manis yang ia temui saat masa oriantas...