part - sixteen

15 2 0
                                    

🤡

_

"Han! Han!" Fajar mengejar gadis yang melangkah menjauh dari kerumunan siswa itu. "Han! dengerin gue!" Fajar mencoba menghentikan langkah itu. Namun Hani seolah tak mendengarkannya. "Han!" tangan gadis itu ia cekal untuk menghentikan langkahnya.

"Dengerin gue dulu" ucap Fajar menatap pada sepasang manik mata yang memerah hampir banjir air mata. Fajar paham, Hani pasti ketakukan melihat sikapnya barusan. Sepasang nata itu seolah tak kuasa menatap pada wajah Fajar.

"Gue nggak bermaksud gitu, gue.. gue cuma-"

Fajar tak bisa melanjutkan ucapannya ketika kehangatan tiba-tiba menyergap tubuhnya. Suara isakan mulai terdengar lirih. Gadis didepannya ini memeluknya tiba-tiba.

"Gue takut lo kenapa napa" ucap Hani disela isakannya. Ia menyembunyikan wajahnya diceruk dada Fajar.

Pria itu mengangguk pelan. Diusapnya pelan surai halus milik gadis dihadapannya ini dengan ragu. Perasaannya campur aduk tak karuan. Desiran di hatinya datang tiba-tiba. Mendengar isakan Hani, Fajar merasakan sebuah rasa ketidak-relaan. Seolah keberatan jika gadis itu menangis. "Gue oke, Han. Maafin gue" ucapnya lirih. Pelukan di tubuhnya itu terasa kian erat, hatinya pun terasa kian hangat. Fajar merasakan sebuah kehangatan lagi, dan lagi.

"Gue cuma ngerasa nggak rela lo di perlakukan kaya gitu, gue kelepasan. Sorry" ucapnya lirih masih membelai rambut Hani.

Gadis itu mengangguk. Ia berusaha menatap pada wajah pria dihadapannya ini. "Jangan sakit lagi" ucapnya mengusap noda darah di pelipis Fajar.

Fajar mengangguk masih menatap pada manik mata itu. Entah kenapa, ia susah melepasnya. Seolah terdapat sebuah magnet agar matanya terus menatap disana. "Jangan khawatirin gue, it's okey" ucapnya lirih menangkup kedua pipi Hani.

Gadis didepannya itu melonggarkan pelukannya. "Sorry, lancang" ucapnya pelan.

Fajar mengangkat senyumnya. "Nggak papa, gue yang minta maaf"

"Udah mas adegan peluk-pelukannya? Mau dong dipeluk" Radit datang tiba-tiba dengan memeluk Bayu di sampingnya.

"Apasih najis!" Bayu memberontak.

"Makin lengket aja, pak!" ucap Devan.

Fajar hanya terkekeh kecil mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Keren, Jar! Video lo langsung rame di base sekolah" Bayu menunjukkan sebuah rekaman video saat berkelahi dengan Gio tadi.

"Siapa yang ngunggah? suruh hapus!" ucap Fajar tak terima.

"Loh, whhyyy??? Lo bakal jadi primadona sekolah habis ini, utututuu Fajar lindungin aku dong!" ucap Radit kembali berdrama sembari memeluk tubuh Fajar.

"Lepasin anjir!" ucap Fajar risih sembari tertawa.

"Yaelah, giliran dipeluk cewek cantik aja lo demen!"

"Ya siapa yang nggak mau dipeluk cewek cantik?"

"Gue juga mau dong, Han! uuu peyuuukk" ucap Radit merentangkan tangannya kearah Hani. Gadis itu hanya tertawa sembari sedikit menjauh.

"Btw, keren Jar! gue yakin siswa siswi bakal ngomongin lo semua" ucap Devan.

"Ya iyalah, kapten siapa dulu! Ngerti kan sekarang istilah jangan membangunkan macan yang sedang tertidur" sahut Bayu.

"Dih, macan! Fajar mah maung. AING MAUUNGGGG!!!!" Teriak Radit tak jelas.

"Nggak jelas lo pada!" ucap Fajar. "Gue anter ke kelas lo ya" ucapnya pada Hani yang sedari tadi hanya tertawa mendengar ucapan teman-temannya. Keduanya pun melangkah pergi.

HE IS MY CRUSH (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang