H A P P Y - R E A D I N G 😉
Malam yang dingin membuat suasana di kediaman Alexander sangat canggung. Kedua abang adek itu sedang berdiam diri di kamarnya masing-masing. Kejadian di kampus tadi masih terbayang di pikirannya Alice.
Duduk di balkon kamar, sambil menatap langit malam adalah cara Alice untuk melupakan kejadian itu. Dengan hembusan angin malam, membuatnya sedikit lebih rilex dari masalah yang ia hadapi. Padahal belum seberapa, tapi rasa malu dan sakit sangat terasa.
Bagaimana jika Stella sudah menyebarnya ke sosial media? Bagaimana kalau kedua orangtuanya dan Boy sudah mengetahuinya? Bagaimana nasib Alice dan Nathan kedepannya? Haruskah mereka terhapus dari keluarga Alexander?
Mencintai seseorang memang tidak mudah. Tapi kenapa harus saudara sendiri yang mengisi hatinya Alice? Kenapa cinta itu harus muncul dalam hubungan yang hanya sebatas persaudaraan?
Alice, gadis yang lemah jika sudah berkaitan dengan cinta.
Dalam kondisinya yang seperti ini, rasa kangen menyelimuti dirinya. Alice kangen dengan mommy nya. Alice pengen memeluk mommy nya. Ingin sekali Alice menangis dan menceritakan semua isi hatinya di pelukan sang mama tercinta.
"Mom, Alice kangen. Kapan mommy pulang? Alice pengen peluk. Anak gadismu ini sedang dilanda masalah." gumam Alice dengan air mata yang perlahan menetes di pipi mulusnya
"Anak gadis? Tidak!! Alice udah gak pantas dikata gadis. Mahkota Alice udah diambil." gumam Alice yang semakin terisak dengan tangisannya. Air matanya tak dapat ia bendung lagi.
Rasa kangen, malu, dan sakit, bercampur dalam dirinya. Entah bagaimana rasa itu sekarang. Suara tangisan semakin terdengar jelas hingga ke kamarnya Nathan.
Siapa sangka, ternyata Nathan juga sedang berada di balkon kamarnya. Nathan menatap langit malam yang sedang dihiasi oleh bintang, membuat dirinya berasa terbang di atas awan malam. Hingga dia mendengar suara tangisan yang menggema di telinganya. Nathan sangat mengenali suara itu. Suara tangisan gadis yang sangat ia cintai. Lantas, Nathan menoleh ke arah samping kamarnya. Dan benar saja, Nathan mendapati Alice yang sedang duduk termenung sambil menangis.
"Alice!!" panggil Nathan. Sontak, Alice melihat ke arah sumber suara.
"Bang Nathan?" jawab Alice sambil menghapus air matanya
"Kamu ngapain malam-malam gini di balkon? Udaranya dingin loh. Entar kamu masuk angin."
Alice menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul melihat Nathan.
"Alice gapapa bang."
"Kamu bohong. Kamu pasti habis nangis kan? Raut wajah kamu gak bisa bohong sama abang. Kamu kenapa?"
"Alice kangen sama mommy bang. Alice pengen peluk mommy. Alice butuh sentuhan mommy. Alice gak tau harus bersandar dipundak siapa sekarang." kata Alice dengan air mata yang kembali menetes.
Nathan yang melihatnya sangat tidak tega. Dia pun segera berlari dari kamarnya dan pergi ke kamar Alice. Alice sendiri tidak sadar bahwa abangnya sudah tidak di balkon itu.
Dikamar Alice, Nathan langsung menangkup tubuh Alice. Dipeluknya gadis itu sangat erat. Biarlah pundaknya menjadi tempat sandaran gadis itu. Biarlah bajunya basah dengan air mata Alice. Nathan sangat mengerti apa yang dirasakan Alice saat ini. Dirinya juga merasa bersalah atas semua yang terjadi.
"Alice gak tau bang, gimana kita kedepannya. Alice takut bang, kalau mommy, daddy, dan Bang Boy tau semuanya. Mereka pasti bakalan kecewa banget bang. Alice belum siap dibenci keluarga sendiri." kata Alice yang semakin terisak.
![](https://img.wattpad.com/cover/278017863-288-k649279.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE
Genç KurguMATURE CONTENT [21+] Alice Alexandra & Nathan Alexander, saudara kandung yang terjerat dalam cinta terlarang. Cinta yang merupakan kesalahan fatal dalam suatu hubungan sedarah. Kebahagiaan yang seharusnya gadis itu dapatkan di usianya yang masih mu...