CHAPTER 20

1.5K 152 865
                                    

VOTE DULU YUK, SEBELUM/SESUDAH BACA!! DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENNYA!!<3
JANGAN JADI SIDERS!!


Partnya gak terlalu panjang, jadi bacanya santai aja ya my prend<3


H A P P Y - R E A D I N G 😉

Hari yang dingin menyelimuti sepinya malam keluarga Alexander. Alice termenung di bawah indahnya rembulan malam. Dirinya menatap langit malam yang begitu indah. Meratapi nasib buruk yang menimpa dirinya. Lagi-lagi air mata harus terjatuh mengingat dirinya yang hampir saja disetubuhi oleh Cavansha.

Nathan yang ingin menonton televisi, tidak sengaja melihat pintu rumah terbuka dan mendapati Alice yang sedang berdiri termenung. Dari ujung pintu rumah, Nathan menatap sendu punggung Alice. Nathan berniat untuk membuat Alice kaget. Tapi dia mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba Nathan menguraikan senyumnya.  Entah apa maksud dari senyumnya itu. Nathan berjalan pelan ke arah Alice agar tidak menimbulkan suara. Setelah sampai di belakang Alice, tangan Nathan terulur untuk melingkari pinggang ramping Alice. Nathan memeluk Alice dari belakang. Kepalanya disembunyikan di leher Alice sambil sesekali mencium aroma khas tubuh Alice.

Alice yang sadar akan lamunannya, terkejut dengan tangan kekar yang sudah melingkari pinggangnya. Dengan cepat Alice menghapus air matanya karena dia yakin, sudah pasti Nathan yang memeluk dirinya. Alice tidak ingin kesedihannya kali ini diketahui oleh Nathan.

"Kamu kenapa, hmm? Dari tadi abang perhatikan termenung aja. Kamu lagi sedih,ya? Apa kamu digangguin lagi sama Stella?" tanya Nathan yang masih setia memeluk pinggang Alice

"E-engga bang. Alice gak apa-apa." jawab Alice gugup

"Kalau gak apa-apa, kenapa termenung sendirian di luar? Ini udah malam, lho. Nanti kamu masuk angin."

"Alice cuma pengen lihat langit malam aja."

Tanpa izin, Nathan membalikkan tubuh Alice supaya menghadap dirinya dan tangannya tetap memeluk pinggang Alice. Wajah mereka sangat dekat. Nathan menatap Alice dalam. Alice yang ditatap seperti itu, merasa malu. Pipinya sudah merah merona seperti kepiting rebus.

"Bang, apaan sih. Gak usah ditatap gitu." Nathan tidak menjawab. Nathan malah semakin menatap Alice. Nathan senang, jika melihat Alice jadi tersipu malu seperti itu. Hingga Nathan salah fokus ke tanda merah yang ada di leher Alice.

Nathan langsung mengernyitkan dahinya. Tanda merah yang seperti kissmark terpampang jelas di leher Alice. Nathan melepas pelukannya, dan langsung menyentuh leher Alice.

"Ini kenapa Alice? Kenapa ada tanda merah ini?" Setelah Nathan berkata seperti itu, bola mata Nathan membesar.

"Siapa yang lakuin ini sama kamu? Siapa yang sudah berani menyentuh kamu? Ini bekas ciuman kan? Jawab Alice!!" bentak Nathan

Alice tidak berani menjawab. Kepalanya sudah tertunduk dengan air mata yang sudah mengalir. "Maafin Alice, bang." kata Alice dengan lirih

"Kamu kenapa minta maaf? Apa yang sudah terjadi? Jawab abang!!" Wajah Nathan memerah pertanda kalau Nathan sedang emosi. Nathan sangat tidak suka jika ada pria lain yang menyentuh Alice selain dirinya.

"T-tadi Alice dicium paksa sama Cavansha." jawab Alice dengan air mata yang semakin deras mengalir. Tangan Nathan mengepal. Wajahnya sudah sangat memerah. Kemudian Nathan menatap Alice tajam.

FORBIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang