CHAPTER 31

1.3K 19 106
                                    

VOTE DULU YUK, SEBELUM/SESUDAH BACA. JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENNYA<3
JANGAN JADI SIDERS-!!


Part ini mengandung unsur dewasa. Harap bijak dalam membaca!!


H A P P Y - R E A D I N G 😉

"Bagaimana dengan pendidikan kalian? Everything okey?" tanya Theo

Degg

Pertanyaan Theo, lantas membuat kakak beradik itu saling pandang-pandangan. Ah, asal kalian tau, jantung mereka sekarang sedang berpacu di dalam tubuh mereka. Keringat dingin, takut, dan sebagainya. Lengkap sudah kepanikan mereka saat ini. Cukup lama mereka mematung.

"Hei, kenapa kalian diam saja?"

"Hmm daddy, pendidikan kami lancar, kok. Bahkan sebentar lagi-"

"TIDAK."

Goddamn. Boy menyentak kalimat yang ingin Nathan ucapkan. Tidak lengkap, jika Nathan tidak melirik tajam Boy. Lirikan tajam dan tangan mengepal itu sudah pasti menandakan, "Please, not for now, Boy Alexander."

Bukan Boy namanya, jika tidak tegas. Dia tidak ingin hubungan terlarang kedua adiknya ini terus berlanjut. Mau jadi apa mereka, jika mereka terus menjalin cinta terlarang itu?

Mungkin bagi Boy, kedatangan Theo dan Mutia menjadi suatu kebahagiaan yang tak terduga. Tapi disisi lain, kedatangan Theo dan Mutia akan menjadi bencana buat Nathan dan Alice.

Melihat gelagat aneh dari ketiga anaknya, Theo dan Mutia juga saling pandang-pandangan. Lebih tepatnya, "What happened to them?"

"Apa yang terjadi dengan kalian?"

Boy menarik panjang nafasnya dan membuangnya secara kasar. Mau tidak mau, siap tidak siap, Boy harus memberitahunya sekarang juga. Agar semuanya segera berakhir. Walaupun Boy tau, nantinya kedua orangtua mereka akan sangat kecewa.

"Mom, dad. I wanna tell you something. Listen to me. You know-"

Drrtt...drrtt...drrtt...

Tiba-tiba bunyi ponsel Theo berdering. Hufft, sangat menganggu.

"Ah, wait a minute."

Theo pun pergi meninggalkan mereka untuk mengangkat panggilan telefon itu. Kini, Mutia yang menanyakan kembali permasalahan yang sebenarnya terjadi. Lagi-lagi pertanyaan yang sangat bikin kepo itu tertunda untuk dijawab, dikarenakan ponsel Mutia yang juga berdering.

"Sebentar ya sayang, mommy angkat telefon dulu."

Sepertinya bisnis jauh mereka sedang memanggil. Alhasil, Mutia pun turut pergi untuk mengangkat telefon itu.

Seperti yang terjadi, acara makan bersama ini terkesan gagal. Bagaimana tidak, acara yang seharusnya menjadi acara untuk menghidupkan kembali kebersamaan keluarga, tetapi malah terhalang oleh sesuatu hal.

Kakak beradik itu, hanya bisa pasrah, melihat orangtuanya yang terlalu fokus ke bisnis, sementara mereka baru saja menginjakkan kaki dirumah keluarga terhormat ini.

"Come on mom, dad. Ini kebersamaan kita, kenapa harus ada panggilan disaat-saat seperti ini?" gumam Boy dengan wajah yang kesal.

Tinggallah, kakak beradik ini berkumpul di meja makan. Mereka hening sesaat. Dan tak lama, Nathan pun mulai berbicara.

"Bang, gue minta tolong sama lo, please jangan beritahu dulu masalah ini sama mommy dan daddy. Gue punya waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya. Biarkan gue yang bertindak. Lo gak perlu ikut campur."

FORBIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang