CHAPTER 28

1.1K 81 935
                                        

VOTE DULU YUK, SEBELUM/SESUDAH BACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENNYA!!
JANGAN JADI SIDERS!!


Hai bestie, bagaimana kabar kalian? Akhirnya setelah 1 bulan lebih, aku bisa up lagi. Jujurly, di rl bener" lagi sibuk banget, hingga waktu nulis hampir gak ada.
But now, aku kembali dengan next chapter<3


H A P P Y - R E A D I N G 😉

Boy yang turun dari tangga dengan tergesa-gesa, membuat Emilly terheran.

"Bapak mau kemana?" tanya Emilly

Tapi Boy tidak menggubrisnya. Boy tetap pergi tanpa meninggalkan satu kata pun. Sementara dari dapur, Alice membawa nampan yang berisikan teh dan cemilan kecil.

"Hai, kak Em?" sapa Alice

"Hai sayang. Kamu tau gak, Boy mau pergi kemana?"

Alice sedikit mengernyitkan dahinya, merasa bingung dengan apa yang dimaksud oleh Emilly.

"Maksudnya kak?" tanya Alice bingung

"Tadi Boy turunnya tergesa-gesa banget. Kayak lagi ngejar sesuatu gitu. Kakak tanya, tapi gak dijawab."

Alice kelihatan sedikit panik. Pikirannya langsung ke Nathan.

"Bang Boy udah tau kalau bang Nathan ada di kamar? Duh, bisa mampus nih Alice kalau abang beneran tau." Alice membatin

"Alice? Hey Alice?" Panggil Emilly dengan melambaikan tangannya tepat diwajah Alice yang bingung sekaligus panik.

"Eh, iya kak. Kenapa?"

"Kenapa kamu panik?"

"Emm...gak ada apa-apa kok kak. Oh iya, Alice bawain teh sama cemilan. Dimakan ya kak."

"Iya sayang. Terimakasih ya."

Alice dan Emilly asik mengobrol. Ah ralat. Lebih tepatnya Emilly yang lebih banyak buka suara. Pembicaraan Emilly tidak jauh dari kata perbisnisan. Jika boleh jujur, Alice sama sekali tidak mengerti apa yang diceritakan Emilly. Sepanjang bercerita, Alice hanya mengangguk-anggukkan kepalanya bahwasanya dia mengerti. Nyatanya tidak. Pikiran dia hanya ke Boy dan Nathan.

"Sudah tau atau belum" Hanya pikiran itu yang terus melintasi kepalanya.

Sementara, di dalam toilet kamarnya Nathan, pria itu tetap setia menunggu. Menunggu Alice menyuruhnya untuk keluar. Tapi, sudah hampir 2 jam tidak ada tanda-tanda adanya Alice.

Nathan mendekatkan telinganya ke pintu toilet, memastikan apakah masih ada suara di kamar itu. Dirasanya aman, perlahan Nathan membuka kenop pintu toilet dan mengintip sedikit. Tidak ada orang. Itulah yang dilihatnya. Nathan pun keluar dengan lega. Menghirup dalam oksigen alami untuk menetralkan nafasnya yang hampir 2 jam di dalam toilet.

Kemudian, Nathan pun bergegas keluar dari kamar. Menatap dari koridor kamar dan mendapati 2 wanita cantik sedang asik mengobrol. Nathan merasa ada yang kurang.

Boy. Dimana abang tertuanya itu? Kenapa tidak ikut bergabung untuk mengobrol di ruang tamu? Padahal sangat jelas dia mendengar ada suara Boy memanggil Alice saat mereka bermesraan tadi.

Karena rasa penasaran, Nathan memilih untuk turun dan bertemu Alice langsung. Nathan tidak sadar, kalau Emilly sudah mengetahui semua tentang mereka.

FORBIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang