CHAPTER 32

1.6K 24 81
                                    

VOTE DULU YUK, SEBELUM/SESUDAH BACA. JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENNYA<3
JANGAN JADI SIDERS-!!


H A P P Y - R E A D I N G 😉

Sial beribu sial.

Di depan pintu kamar Alice, terdengar pecahan kaca. Alhasil, Nathan dan Alice menghentikan permainan panas mereka. Saat mereka menoleh ke arah pintu kamar, "sial, sial, sial" Mereka merasa sangat bodoh dan sangat ingin mati sekarang juga.

Siapa sangka, Mutia alias mommy mereka melihat aktivitas panas mereka secara langsung. Sungguh, Mutia seperti terpotong besi melihat aktivitas yang sangat menjijikkan itu.

Perlahan air mata Mutia mengalir begitu saja. Rasanya sangat sulit untuk berbicara.

"Nathan, Alice!! Apa yang kalian lakukan, sayang?" gumam Mutia dengan lirih.

Nathan dan Alice langsung menutupi tubuh mereka dengan balutan selimut tebal.

"Mom, Nathan bisa jelasin semuanya. Maafin Nathan dan Alice."

Shut down their fucking mouth. Come on. Sesimple itu berbicara kata maaf.

Mutia tidak bisa membendung air matanya. Mutia semakin menangis dan pergi meninggalkan dua manusia yang sepertinya akan dilanda gempuran perang besar nantinya.

"Bang, Alice takut. Alice mau jumpai mommy aja. Alice mau jelasin semuanya." kata Alice yang tiba-tiba sudah berlinang air mata

"Hei, kamu mau jumpai mommy dengan keadaan yang berantakan seperti ini? Come on, sayang. Jangan membuat mommy tambah kecewa."

"Percuma bang. Mommy udah lihat semuanya. Mommy pasti benci banget sama Alice. Alice gak siap dibenci sama mommy, bang." kata Alice yang semakin menangis

Nathan membawa Alice ke dalan pelukannya. "Jangan nangis dong, sayang. Kita hadapi semuanya sama-sama. Kamu cinta sama abang, kan?"

Alice mengangguk. "Abang pun demikian. Abang sangat mencintai kamu. Apapun resikonya, kita hadapi sama-sama. Abang akan memperjuangkan hubungan kita."

Cukup lama Alice mendekap di dalam pelukannya Nathan. Kini Nathan melepas pelukannya dan mencium bibirnya Alice sekilas.

"Sekarang kamu mandi. Nanti kita jumpai mommy sama-sama." gumam Nathan

Alice beranjak dari tempat tidur yang penuh dosa itu dan langsung menuju kamar mandi untuk bebersih tubuh. Tubuhnya terasa sangat lengket. Begitu juga dengan Nathan. Secara bergantian mereka menggunakan kamar mandi itu.

Sementara di ruang tamu, ada Mutia yang terduduk lemas mengingat kejadian yang sangat membuatnya sakit. Merasa gagal menjadi seorang ibu buat kedua buah hatinya.

Hatinya tersayat, pikirannya campur aduk memikirkan "bagaimana bisa kedua anakku melakukan hal kotor seperti itu."

Masih menangis di ruang tamu, dari pintu utama muncul Boy dengan gagahnya sambil memainkan kunci mobil yang di genggamnya. Awalnya Boy tidak menyadari ada Mutia yang menangis, tapi karena tangisan Mutia yang semakin menjadi, Boy pun spontan berhenti dan melihat siapa yang menangis itu.

FORBIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang