09 [2X sehari]

200 25 0
                                    

Happy Reading

*****

Nei terus menatap nanar layar ponselnya yang sudah remuk itu. Kakinya setia melangkah tanpa arah di koridor sekolah. Ia sama sekali tidak memperdulikan siswa lain yang entah karena terburu-buru ingin pulang atau memang disengaja menabrakkan bahunya dengan Nei. Perempuan itu masih bingung dengan ponselnya. Bagaimana jika nanti handphone itu tak terselamatkan kemudian data di dalamnya ikut menghilang? Nei harap itu tidak akan terjadi dan semoga masih bisa diperbaiki. Karena ponsel itu juga salah satu peninggalan ayahnya.

Detik-detik kejadian yang menyebabkan ponselnya remuk seperti ini masih terngiang-ngiang di kepalanya. Ini semua karena ulah tiga orang yang sekelas dengan Nei dan terlihat sangat membenci perempuan itu. Yoga, Joy, dan Katrin. Salah satu dari mereka juga telah membuat kepala Nei pusing hingga saat ini.

Flashback

Set

"EH!" Secara refleks Nei berteriak karena ponselnya tiba-tiba dirampas oleh seseorang. Ia mendongak, ternyata pelakunya adalah Yoga. Di samping laki-laki berambut kipli itu juga ada dua perempuan, yang tak lain adalah Joy dan Katrin. Memang, tiga manusia itulah yang terlihat sangat tidak menyukai Nei.

Nei memperlihatkan wajah amarahnya. Ia berdiri sambil menggebrak meja dan berkata, "balikin hp aku!!"

Ya, Nei mulai memberanikan diri untuk melawan. Ia pikir, jika ia terus-terusan diam ketika diperlakukan tidak baik maka akan membuat orang itu semakin gentar untuk terus mengganggunya. Nei harus membuktikan bahwa dirinya tidak selemah yang mereka lihat sebelumnya. Yang selalu pasrah ketika dibully, yang selalu diam ketika dikata-katai, yang selalu mencoba tersenyum ketika diberi seringai.

"Berani ya lo sekarang?" ucap Katrin sembari menampilkan smirknya. Ia bersedekap dengan jari telunjuk tak berhenti memainkan rambut panjangnya yang menjuntai.

"Emang kenapa?! Takut kalian?!?! Balikin nggak hp aku?!!" seru Nei lagi.

"Songong banget lo, hah!!"

Nei meringis kesakitan ketika Joy menjambak rambutnya ke belakang. "AAAWWW!!! SA–SAKIT! LEPASIN!!"

"Sakit, ya? Utututu ... kaciaannn. Sayangnya gue gak mau lepaSIN!!" Diakhir ucapannya, Joy menambah kekuatan jambakannya. Tentu saja itu membuat Nei semakin merintih kesakitan.

Siswa lain bukannya membantu atau membela Nei, mereka malah asik dengan kesibukan masing masing. Apa lagi kelas 11 IPA 2 ini adalah kelas paling belakang dan jarang dilewati guru.

Tangan Nei masih berusaha melepaskan genggaman erat tangan Joy di rambutnya, namun semakin ia melawan, Joy semakin menguatkan kepalannya. Mulutnya tak berhenti meringis. Kepalanya sudah mulai pusing karena kuatnya jambakan Joy.

"Enaknya kita apain ya di hp?" Yoga melambung-lambungkan ponsel Nei di tangannya.

"Mending lo banting aja, biar rusak sekalian. Beres," balas Katrin santai.

Nei melotot mendengar itu. "JANGAN!! PLIS, JANGAN RUSAKIN HP AKU!!" teriaknya.

Yoga menyeringai senang. "Bener lo, Kat." Pria itu mengelus-elus layar handphone Nei sambil bergumam keras. "Sorry ya hpnya cewek nerd, karena gue benci banget sama pamilik lo, lo harus gue jadiin korban. Bye-bye ...."

Prak!!

"HP AKU!!!"

"HAHAHA!!" tanya Yoga, Joy dan Katrin meledak. Berbanding terbalik dengan Nei yang sudah menunjukkan muka masamnya.

Dear You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang