34 [Berusaha Menerima]

74 19 2
                                    

Siap buat spam komen??

Happy Reading

"Pstt ... Bang!"

Key menyilangkan kedua tangannya di depan dada seraya memutar bola mata malas. Abangnya ini, jika sudah serius bermain game di komputernya pasti langsung tidak peduli sekitar. Seakan dunianya hanya di dalam komputer itu saja. Menyebalkan.

Key yang saat ini berdiri di belakang tubuh tegap Fero pun bergerak untuk mengguncang-guncang bahunya. Tepat di depan telinga pria itu, ia berteriak, "Bang Fero, Abang gue yang paling bolot!!!"

"Anjir, astaghfirullah!" Tentu saja Fero terlonjak kaget. Mouse di genggaman tangan kanannya refleks tergeser ke arah yang tidak diharapkan dan sialnya jarinya ikut menekannya membuat permainannya seketika kalah.

Fero spontan menatap tajam adiknya. Dengan niat penuh jarinya menyentil kening sang adik membuat perempuan berhoodie hijau lumut itu meringis kesakitan seraya mengelus bagian itu.

"Sakit tau, Bang," rintih Key.

"Lo juga yang salah. Setiap gue ngegame pasti lo ganggu, ada masalah apa sih lo sama gue, hah?!" sungut Fero.

"Heh! Abang Fero Aprilio yang paling jelek, nih ya, apa bedanya sama lo yang selalu recokin gue waktu lagi latihan dance?! Lagian cuma game juga, kaya apa aja," sewot Key. Sementara Fero mencibir-cibirkan mulutnya mengejek perempuan itu.

Plak

"Bener ya kata Bunda, mulut lo emang kudu di kuncir. Biar monyong sekalian!" kesal Key setelah menampar mulut Abangnya.

"Durhaka banget sih lo jadi adek!" Kini Fero yang mengelus-elus mulutnya yang menjadi korban tamparan adiknya.

"Suttt!!!" Key menempelkan jari telunjuknya ke mulut. Menyuruh Fero untuk diam. "Gue ke sini mau ngajak lo—"

"Gue nggak mau!" potong Fero. Matanya kembali menatap layar komputer dengan tangan meraih mouse.

"Ouhh .... Serius nih nggak mau?? Okey, gue ajak Ayah aja kalo gitu." Key membalikkan badan hanya untuk menjahili Fero. Matanya melirik laki-laki itu.

Key tersenyum miring sebelum akhirnya berseru, "AYAH, ANTERIN KEY JENGUK KAK NEI DONG!!"

Dan, yah, berhasil! Tak lama kemudian pergelangan tangan Key ditahan Fero. Laki-laki itu berkata, "Sama gue aja, ayok!"

Key tersenyum menang. Mana mungkin Bang Fero mau nolak hal-hal yang berbau Kak Nei, hal yang sedikit mustahil.

⭐⭐⭐

Mobil putih yang kini dikendarai Fero akhirnya terparkir rapih di parkiran rumah sakit Permata, tempat di mana Nei di rawat, setelah membelah jalanan Bandung yang lumayan ramai karena memang saat itu waktu-waktu orang pulang dari bekerja.

Key langsung keluar dari mobil mendahului Fero. Laki-laki itu hanya memutar bola mata malas dan mengikuti adiknya yang mulai berjalan memasuki rumah sakit.

Tanpa membuang banyak waktu, mereka pun sampai di depan ruang rawat Nei. Key membuka tipis pintu coklat itu dan memasukkan sedikit kepalanya ke dalam. Terlihat Nei yang masih memejamkan mata dengan napas beraturan. Kepala Key ditolehkan ke kanan-kiri namun tak menemukan Ibu dari perempuan yang terbaring lemah itu.

Key kembali mengeluarkan kepalanya dan menatap sang Abang. "Tante Puput nggak ada."

"Ya udah, ayo masuk!" pinta Fero.

Dear You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang