Happy Reading
"Turun cepet! Gue keburu telat," pinta seorang laki-laki pada adiknya yang tengah kesusahan melepas seltbelt.
"Telat juga yang dihukum lo, bukan gue," balas perempuan berseragam putih biru itu. Tak ayal, matanya masih fokus pada benda panjang itu.
"Sial lo!" umpat sang Kakak. Dahinya mengernyit menatap aktifitas adik perempuannya itu. "Sebenernya lo bisa ngelepas seltbelt nggak, sih? Lama amat."
"Ya makanya bantuin, ini susah banget," ucap perempuan itu.
Laki-laki berseragam putih abu-abu itu memutar bola mata malas namun tetap membantu sang adik melepas seltbeltnya. Dan, apa-apaan ini? Tidak ada kata sulit sedikit pun ketika ia melepasnya.
"Lo ngerjain gue ya biar gue telat?!" sungut pria itu.
"Loh, tadi susah loh, beneran gue nggak bo'ong," balas sang adik yang menatap bingung seltbeltnya.
"Ya udah sana cepet keluar, keburu jam tujuh. Nanti gerbangnya ditutup gue nggak bisa masuk."
Perempuan itu berdecak lalu membuka pintu mobil dan keluar. "Iya iya, nih gue keluar. Punya Abang cerewet banget dah."
Jeder!
Dengan keras pintu kembali ditutup. Sontak mata pria itu melebar. "Biasa aja kenapa sih, woi!! Mobil gue nih!"
"Heleh, mobil bukan dari uang sendiri aja songong lo! Gue suruh Ayah buat sita sukurin!"
"Berisik! Udah sana cepet masuk!"
"Hm. Lo hati-hati dijalan, gak usah ngebut-ngebut. Selain sayang mobilnya, nanti juga takutnya gue nggak ada temen buat diajak gelut lagi. Bye, Abang gue yang paling jelek!!" Setelah mengatakan itu, perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu memasuki sekolahnya seraya melambaikan tangan ke arah laki-laki yang menatapnya kesal saat ini.
"Adek sialan!" umpat sang Abang. Sudah dipastikan jika Bundanya mendengar itu, mulutnya akan menjadi tempat sasaran tamparan saat ini juga.
Dengan mulut menggerutu menyumpah serapahi adik tersayangnya itu, pria tadi kembali menjalankan mobilnya menuju ke sekolah. Tak membuang banyak waktu, sesampainya di sana ia langsung memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil.
Awalnya suasana parkiran masih tampak biasa saja, namun ketika si pemilik mobil putih itu keluar, orang-orang di sana seketika menatapnya dengan berbagai ekspresi. Mungkin karena merasa asing dengan wajah pria itu karena memang ia murid baru. Atau mungkin juga karena ...
"Astaga, Fenly!"
"Anjay, mirip banget sama bang ganteng!"
"Kaya pernah liat, tapi di mana ya?"
"Kok wajahnya kaya nggak asing gitu?"
"Mirip salah satu member Un1ty, cuy!! Gila!"
"Murid baru kah?"
Yah, itulah celetukan-celetukan para YouN1T di sekolah ini, terutama para kaum hawa. Mereka terkejut melihat wajah murid baru itu yang mirip dengan salah satu personil Un1ty bernama Fenly.
Laki-laki tadi menghela napas lelah sekaligus memutar bola mata malas. "Nggak di rumah, nggak di sekolah baru, ada aja yang bilang mirip Fenly-Fenly itu, astaga! Siapa sih tuh orang, sampe semua orang kenal?!" gerutunya.
Karena malas menanggapi, ia pun berjalan memasuki koridor untuk mencari ruang guru. Kepalanya terus mendongak, membaca setiap plang yang ia lewati. Karena terlalu fokus, ia sampai tidak menyadari bahwa ada siswi yang berjalan tepat di hadapannya. Hingga,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [END]
Ficção AdolescenteKalian di sana dikenal banyak orang, sementara aku di sini diacuhkan. Aku hanya bisa diam menyaksikan kalian dengan perantara layar. Mendukung kalian tanpa melakukan apapun. Ya, kita memang sangat berbeda dari banyak segi. Aku mengagumimu, dan aku i...