Happy Reading
*****
Seorang siswi beralmamater putih terkejut begitu membuka pintu toilet putri yang berada di pojok koridor. Bagaimana tidak, ia melihat perempuan dengan wajah pucat pasi tersungkur di lantai dengan keadaan pingsan. Ia kenal dengan wanita itu. Dia adalah perempuan yang sering dibully oleh Viera, kakak kelas yang terkenal sangat membenci perempuan itu.
"Astaga! Ini kan Nei, anak IPA 2," paniknya.
Siswi itu pun langsung menghampiri Nei yang terkulai lemas di sana. Awalnya ia bingung harus melakukan apa. Tiba-tiba satu inisiatif terlintas di otaknya. Ia mengambil ponsel di saku rok lalu menghubungi salah satu temannya yang juga sebagai petugas UKS sekolah.
"Halo, Ri."
"Halo. Ngapain nelpon gue, Han?"
"Ini, tolong lo ajak Gavin sama petugas UKS cowok lainnya ke kamar mandi cewek pojok koridor. Cepet!"
"I–iya. Ada apa emang di sana?"
"Nei, anak 11 IPA 2 pingsan di toilet. Gua nggak bisa bopong dia," balas Hana — nama siswi tadi.
"Astaga. Oke, tunggu. Gue panggilin Gavin sama yang lain dulu."
"Thanks."
Tut
Tidak lama kemudian, Rina dan petugas UKS cowok datang membawa tandu. Nei dinaikkan ke atasnya kemudian di bawa ke UKS sekolah.
"Gimana ceritanya, Han, kok dia bisa pingsan gitu?" tanya Gavin setelah memindahkan tubuh lemah Nei ke atas brankar.
"Gue juga nggak tau, Vin. Pas gue masuk, dia udah pingsan. Gue liat tadi hidungnya sedikit ngeluarin darah, dia kayaknya habis mimisan juga," terang Hana.
"Rin, lo telponin dokter cepet. Ini kayaknya harus diperiksa betul-betul," suruh Gavin yang memang ketua organisasi PMR.
"Ya, Vin."
Gavin kembali menatap Nei. "Kok gue kayak gak asing, ya, liat muka nih cewek," ucapnya pada Hana.
"Dia tuh cewek yang sering dibully sama Viera itu loh. Yang sering dikata-katain 'nerd' sama temen-temen kelasnya," jelas Hana berbisik.
"Oh, ini anaknya. Lo tau, alasan dia sering dibully sama gengnya Viera itu gara-gara apa?? Gue tiap liat dia diganggu gitu bingung sama kasian dah, salah dia apa sebenarnya??"
"Gak tau juga gue. Males ikut campur, nanti gue ikut kena lagi. Masalah hidup gue aja udah banyak, masa mau ditambahin," gurau Hana.
"Kayaknya berat banget hidup lu dah, Han," kata Gavin diakhiri kekehan kecil.
"Shh .... I–ini di mana?"
Hana dan Gavin refleks menoleh ke arah Nei. Matanya sudah terbuka. Ia menatap linglung ruang UKS. Dahinya mengernyit bingung. Wajahnya masih tetap pucat seperti tadi.
"Lo di UKS, Nei," balas Hana. Ia mengambil teh hangat yang berada di meja samping brankar yang ditempati Nei. "Nih, lo minum dulu. Biar mendingan."
Nei mengangguk kecil. Ia merubah posisi menjadi duduk dengan berhati-hati dan dibantu Hana. Perempuan itu mulai menyeruput teh hangat setelah menerimanya dari Hana. "Makasih, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [END]
Teen FictionKalian di sana dikenal banyak orang, sementara aku di sini diacuhkan. Aku hanya bisa diam menyaksikan kalian dengan perantara layar. Mendukung kalian tanpa melakukan apapun. Ya, kita memang sangat berbeda dari banyak segi. Aku mengagumimu, dan aku i...