Kalian tau cerita ini dari mana?
Happy Reading
"Lo tau gimana kronologis kejadian Nei bisa ditabrak?" tanya Fero.
Kini laki-laki itu dan Refa sedang berada di taman rumah sakit karena Fero ingin menanyakan banyak hal tentang bagaimana kejadian tabrak lari yang dialami Nei pada Refa. Jika tetap berada di depan ruang UGD, tentu saja Ibu Nei akan mendengarnya dan pasti membuat wanita itu semakin larut dengan kesedihannya.
Refa tak kunjung menjawab. Tatapannya kosong menghadap ke depan. Bayang-bayang Viera yang menabrak Nei tadi masih membekas di pikirannya dengan sangat jelas. Menyadari itu pun, laki-laki di belakang Refa kembali memanggil namanya.
"Iya, gue tau."
Fero maju menyamakan tubuhnya agar sejajar dengan Refa. Ia menatap wajah perempuan itu yang masih lurus memandang ke arah depan. "Gimana?"
Refa menarik napas panjang. "Awalnya gue mau ajak Nei pulang bareng, tapi dia nolak dengan alasan mau naik angkot aja. Karena dia tetep nggak mau, akhirnya gue biarin dia pulang sendiri."
"Waktu gue udah masuk mobil, gue liat pelaku tabrak larinya itu menyeringai sambil natap seseorang tajem banget dari dalam mobil. Tangannya cengkram kuat banget setirnya. Gue yang mulai curiga langsung ngikutin arah tatapan dia, dan ternyata pas banget ke arah ... Nei."
Shit! umpat Fero.
"Gue langsung keluar dan lari berusaha selamatin Nei. Sialnya gue telat, Nei lebih dulu nyebrang dan dengan secepat kilat si pelaku nabrak Nei gitu aja. Gue merutuki diri gue sendiri mulai saat itu," pungkasnya seraya menghapus jejak air mata yang keluar begitu saja.
"Jadi ... itu disengaja?" tanya Fero. Refa mengangguk.
"Lo kenal siapa pelakunya?" lanjut laki-laki itu.
"Gue kenal banget. Bahkan dia bukan orang asing lagi," balas Refa. Sontak Fero mengernyit dan manaikkan kedua alisnya.
"Viera, si setan berkedok manusia."
Fero mengeraskan rahangnya. Wanita itu terlalu nekat. Egonya lebih besar daripada akal sehatnya. Ah, atau mungkin saja akal sehatnya sudah menghilang.
"Sial! gue nggak bisa tinggal diam. Gue harus bertindak biar dia di DO sekalian dan diurus jalur hukum. Ini udah tindak kriminal," sungut Fero.
Refa menoleh. "Besok biar gue aja yang nanganin Viera, lo gak usah. Dia cewek, Fer, takutnya lo nanti kebablasan."
"Hh, dia aja bisa gituin Nei dengan seenak hati." Fero terkekeh.
"Tapi gimana pun juga cowok nggak boleh kasar ke cewek."
"Kenapa? Kalo kaya gitu, terus cewek bisa segampangnya nyakitin orang lain? Dia harus dihukum setimpal, Ref!"
"Kita cari saksi, terus laporin tuh cewek sialan. Biar hukum yang ngurus dia," cetus Refa. "Gue yakin bukan cuma gue yang liat kejadian itu, soalnya masih banyak anggota akskul dance yang belum pulang di sana."
Fero mengangguk paham. "Terus, gimana kondisi Nei sekarang?" tanyanya. Pasalnya, sesampainya di rumah sakit laki-laki langsung mengajak Refa pergi meminta penjelasan.
"Masih diperiksa dokter, belum dikasih tau keadaannya gimana. Terakhir gue liat ... di nangis, Fer, dengan sekujur tubuhnya dipenuhi luka." Refa menunduk, matanya pun mulai dipenuhi cairan bening yang siap berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [END]
Teen FictionKalian di sana dikenal banyak orang, sementara aku di sini diacuhkan. Aku hanya bisa diam menyaksikan kalian dengan perantara layar. Mendukung kalian tanpa melakukan apapun. Ya, kita memang sangat berbeda dari banyak segi. Aku mengagumimu, dan aku i...