Happy Reading
"Lo mau ke mana?" tanya Fero ketika melihat Nei yang membereskan mejanya lalu berdiri seperti hendak pergi.
"Mau ke toilet."
"Gue ikut," celetuk Fero yang sontak membuat Nei melotot.
"Heh!"
"Bukan itu maksudnya, gue ikut mau ke kantin beli makanan. Kan gue murid baru, nggak tau di mana kantinnya," jelas Fero.
"Oohh .... Ya udah kalo gitu," pasrah Nei.
Fero berdiri. "Ayok!"
"Tapi bentar, Fero. Nanti kalo ...." Nei menggantung ucapannya.
"Kalo apa? Nanti keburu bel."
Nei diam sesaat lalu mengangguk. Mereka berdua pun berjalan beriringan keluar kelas membuat beberapa pasang mata menatap mereka. Kebanyakan menampilkan ekspresi tidak suka terutama kepada Nei. Perempuan itu sedikit merasa risih, namun bagaimana lagi? Ia pun sudah biasa seperti ini.
"Mereka kenapa liatin lo gitu amat sih, Nei?" heran Fero.
"Biarin ajalah, Fer. Udah biasa mereka liatin aku kayak gitu," balas Nei pelan.
"Kok bisa?" Nei mengendik membalas pertanyaan Fero itu
Di pertengahan koridor, Nei berhenti berjalan yang diikuti oleh Fero. "Kamu lurus aja, kalo liat ada rame-rame itu kantinnya. Aku ke toilet dulu," jelas Nei kemudian pergi meninggalkan Fero yang munggut-munggut mengerti. Laki-laki itu pun melanjutkan langkahnya menuju ke kantin.
Tanpa mereka sadari, seorang perempuan berdiri di tepi pintu kelasnya menatap sinis ke arah Fero dan Nei hingga mereka berpisah ke tujuan masing-masing. Tangannya bersedekap di depan dada.
"Dia selalu rebut apa yang seharusnya buat gue. Liat aja apa yang bakal gue lakuin selanjutnya, nerd," gumamnya dengan hati dipenuhi oleh rasa benci pada Nei.
"Ghea!!" Kepalanya menoleh ke belakang memanggil sahabatnya.
"Apa?!" sahut Ghea. Perempuan itu tengah fokus menonton drama Korea sambil melahap jajanan yang ia beli di kantin beberapa menit yang lalu.
"Sini, ikut gue!"
"Bentar, lagi seru-serunya nih!"
"Ghea ...."
Ghea menghela napas panjang. "Iya-iya, hish. Padahal dalangnya belum ketahuan tadi," gerutunya kesal. Setelah mematikan ponsel dan memasukkannya ke saku rok, perempuan itu berjalan menghampiri Viera.
"Ke mana sih?" tanyanya.
"Ngasih pelajaran ke orang nggak tau diri."
"Si nerd?"
Viera menaikkan kedua alisnya. "Dia tadi jalan sama murid baru inceran gue."
"Siapa?" Ghea mengernyit.
"Fero, anak baru kelas sebelas yang ternyata sekelas sama si nerd. Makin menjadi pasti tuh cewek. Gatel."
"Nggak ada kapoknya tuh orang, ya?!" kesal Ghea.
"Sekarang dia di toilet. Nanti lo bawa dia ke rooftoop, gue tunggu di sana. Lo lewat tangga belakang, biar nggak ada yang tau," pinta Viera berbisik. Setelah diangguki Ghea, wanita itu pun pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [END]
Teen FictionKalian di sana dikenal banyak orang, sementara aku di sini diacuhkan. Aku hanya bisa diam menyaksikan kalian dengan perantara layar. Mendukung kalian tanpa melakukan apapun. Ya, kita memang sangat berbeda dari banyak segi. Aku mengagumimu, dan aku i...