Bab 8

4 1 0
                                    

Begitulah cinta..
Membuat kita buta akan rasa

°•°•°•°

        Setibanya di parkiran, Elina memarahi Zalfa karena panggilan telepon nya tidak diangkat sama sekali

" Kamu kemana aja sih dek, daritadi ditungguin lama banget "

        Zalfa yang sudah berusaha menahan air mata nya tidak sanggup berbicara sepatah kata pun, akhirnya dia memutuskan untuk langsung menggunakan helm, dan naik keatas motor.

        Selama diperjalanan, Zalfa tidak berbicara sedikitpun. Biasanya dia selalu bercerita banyak hal setiap di perjalanan pulang, sampai hampir seluruh pengendara yang lewat menoleh kearah motor mereka.

Namun, kali ini berbeda.

°•°•°•°

        Setibanya dirumah, Zalfa tak lupa mengucapkan salam dan langsung menuju ke kamar.

        Zalfa merasa begitu sedih dan juga marah. Bagaimana tidak, di dalam hubungan nya kali ini, ada saja orang yang ingin merebut Davin dari Zalfa.

        Seketika, Zalfa teringat pada sahabat nya itu. Dia langsung menghubungi Aileen, Carissa dan juga Nesya.

        Anehnya justru Nesya lah yang tau mengenai surat itu. Dia mengatakan jika surat itu untuk Zalfa, sehingga dia meletakkan surat itu kedalam tas milik Zalfa. Tapi disini Nesya menegaskan, jika dia tidak membuka surat itu sama sekali. Lalu, bagaimana bisa dia berfikir jika surat itu milik Zalfa, sedangkan Nesya sendiri tidak membacanya.

        Jika diingat kembali, memang benar tulisan itu persis seperti tulisan tangan Nesya. Tapi apakah mungkin pelaku nya Nesya??

        Ditengah keramaian isi kepala, tiba-tiba telepon milik Zalfa berbunyi. Disana terlihat, bahwa panggilan itu dari Davin. Kemudian, Zalfa menerima panggilan telepon tersebut.

" Assalamualaikum Fa. "

" Wa'alaikumsalam Vin, kenapa ? Mau tanya soal surat tadi ? "

" Iya. Itu surat kamu nemu dimana ? Kok bisa tiba-tiba ada di kamu ? Apa ada orang yang ngasihkan surat itu ? " tanya Davin penasaran

" Surat itu tadi ada di dalam tas ku. Aku gatau siapa yang naruh. Waktu aku mau naruh mukena, aku lihat surat itu diatas tumpukan buku. Pas aku buka, ternyata isinya kayak gitu. Yaudah, aku langsung nyari kamu dan kasihkan surat itu ke kamu. Eh, tapi malah kamu robek surat nya "

Sorry. Aku tadi udah kebawa emosi. Aku gak suka lihat kamu di teror gini. Dan aneh juga, kenapa baru kali ini ada teror "

" Iya gapapa, cuma kalau dilihat lagi, surat itu persis banget sama tulisan tangan Nesya. Tapi gak mungkin kan Nesya sejahat itu sama aku "

" Nesya ?? Nesya sahabat kamu ? Kamu yakin itu Nesya ? " Davin begitu terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Zalfa.

        Bagaimana mungkin, seorang sahabat mengkhianati sahabat nya sendiri

" Ntahlah, aku belum yakin sepenuhnya. "

" Yaudah kalau gitu, kita cari bareng-bareng pelaku nya "

" Iya. Makasih yaa Vin "

        Begitu panggilan terputus, Zalfa langsung turun kebawah untuk makan siang dan memilih melakukan aktivitas seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang