Bab 18

2 0 0
                                    

          Karena kesal, terpaksa Zalfa harus menunggu jemputannya di depan sekolah. Walaupun dia merasa aman, namun tetap saja dia memilih untuk duduk tepat di dekat gerbang.

          Bosan pun mulai melanda, akhirnya Zalfa memutuskan untuk membaca cerita Wattpad yang tadi sempat terganggu oleh Aarav.

          Zalfa mulai terbawa suasana cerita, dan tidak sadar jika sekarang Kevin berdiri di sebelahnya.

" Serius amatt bacanya "

" ASTAGHFIRULLAH!!! " ucap Zalfa sambil memukul Kevin dengan sedikit keras

" Aww, ampunn ampun "

" Bikin kageett tau gaakkk " balasnya dengan wajah kesal

" Masih belum balik juga ? "

" Belum, kenapa? Mau antar pulang? "

" Boleh, ayokk. Aku ambil motor dulu"

" Ehhhh, nggak usah.. cuma bercanda" ucapnya sambil menahan  lengan Kevin

" Bentar lagi, juga di jemput kok, santai aja"

" Yaudah kalau gitu aku temenin disini "

          Tanpa perlu menunggu jawaban, Kevin langsung saja duduk disebelah Zalfa.

          Sebenernya Kevin tau jika Zalfa akan menolak, namun karena dia ingin bertanya banyak hal, alhasil memilih langsung duduk tanpa menunggu persetujuan dari Zalfa.

" Sebenernya aku pengen tanya sih, soal kemarin kamu sama Nesya. Aku lihat kamu buka semua buku-buku Nesya. Emang kalian ada apa ? " tanya Kevin seolah ingin memecah kecanggungan diantara mereka

" Ohhh itu, ada sedikit masalah. Tapi lupain aja "

" Mungkin aku bisa bantu, kalau kamu cerita "

          Kevin sangat penasaran dengan permasalahan antara Nesya dan Zalfa. Bagaimana tidak, keduanya yang dulu selalu akrab kini mulai menjauh seolah ada jarak yang sengaja mereka bangun.

Hmmm, boleh juga sih. Tapi emang dia bisa bantu apa? Gak mungkin juga dia tau pelakunya
ucap Zalfa dalam hati

" Aku dapat surat teror. Dan masih belum tau siapa pengirimnya"

" Teror? Apa isinya? Boleh aku lihat"

" Suratnya udah dibuang sama Davin. Tapi aku ingat gimana bentuk tulisannya. Dan setiap kata dari tulisan itu persis kayak tulisan Nesya"

" Kalau gitu, aku bantuin buat ngomong sama Nesya"

" LU GILAAA YAAA!! MANA ADA MALING NGAKU MALINGGG " teriak Zalfa dengan suara yang keras

" Iyaaa iyaa, gausah teriak juga kali Fa"

          Kini Zalfa mulai ragu dengan bantuan yang diberikan Kevin, bagaimana jika rencananya hancur karena Kevin yang salah mengambil keputusan.

          Sepertinya memang tidak ada cara lain, selain menunggu teror berikutnya.

" Makasih buat bantuannya tapi udah gak butuh " jawab Zalfa sambil berjalan menuju motor mama nya yang baru saja tiba

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang