Bab 5

10 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.00, dan sholat Dhuha yang dilaksanakan secara berjamaah pun sudah selesai. Zalfa, dan Aileen kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran.

Selama pelajaran semua berjalan dengan tenang. Pelajaran pertama yaitu olahraga. Semua siswa begitu antusias, jika sudah memasuki jam olahraga, karena mereka bisa keluar dari kelas dan bermain-main sambil berolahraga

°•°•°•°

Setibanya di lapangan, seluruh siswa melakukan pemanasan terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan penilaian materi bola basket.

Zalfa dan teman-temannya mengikuti setiap kegiatan dengan tertib.

Meskipun tidak sepenuhnya tertib, masih ada canda dan gurau disetiap pemanasan. Tapi guru mereka tidak mempermasalahkan, yang terpenting tidak melakukan kerusuhan atau bertengkar saat di lapangan.

" Okee, kalau sudah selesai pemanasan. Silahkan lari 2 kali keliling lapangan. Setelah itu latihan 10 menit, baru kita penilaian " ucap guru tersebut

" Baik pak " jawab seluruh siswa serempak

Ditengah lari, Nesya menghampiri Zalfa.

" Fa, kamu bawa bekal gak hari ini ? " tanya Nesya

" Hmmm nggak, kenapa ? "

" Ya gapapa sih, aku hari ini bawa bekal. Siapa tau bisa makan bareng " ajak Nesya

" Wihhh tumbenn. Aku tadi keburu berangkat, jadi gak sempet bilang ke mama " balas Zalfa santai, sambil fokus dengan lari nya.

Setelah 2 putaran, siswa perempuan berlatih basket di ring sebelah kanan, dan siswa laki-laki berlatih basket di ring sebelah kiri.

Zalfa tidak terlalu banyak berbincang. Dia hanya fokus latihan, karena Zalfa memiliki postur tubuh yang kecil, jadi Zalfa akan membutuhkan tenaga ekstra untuk bisa memasukkan bola ke ring.

°•°•°•°

10 menit pun berlalu.

Tibalah saatnya penilaian. Untuk sistem penilaian nya kali ini, siwa laki-laki sendiri, dan siswa perempuan sendiri. Sehingga, para siswa perempuan bisa melakukan penilaian dengan bebas.

Ketika waktu penilaian Zalfa, Kevin datang dan menggangu Zalfa.

" KEVINNNNN!! Jangan ganggu. Kalau mau main di ring yang sana nohhh. Keburu habis waktu nyaa ntaarr " ucap Zalfa dengan nada kesa"

"Aelaaahh Fa, orang baru sekali ganggu. Lagipula ring yang sana, dipakai penilaian " balas Kevin dengan santainya

" YA TERUSS, LO PIKIR RING INI GAK DIPAKE !!??? "

" Hehe. yaudah maaf " balas Kevin, sambil mengacak-acak kepala Zalfa

Seketika jantung Zalfa berdetak dengan kencang. Zalfa membeku karena tingkah laku Kevin yang secara tiba-tiba membuat jantung nya lepas kendali.

Tetapi, Zalfa berusaha untuk terus fokus pada penilaian nya. Bukan hanya itu, dia harus fokus pada hati nya, karena Zalfa sudah memiliki pacar. Dan pacarnya sedang memperhatikan Zalfa dari kelas. Itulah keuntungan menempati kelas dipinggir lapangan, bisa memperhatikan siapa saja yang sedang berolahraga termasuk memperhatikan Zalfa.

Tak terasa waktu penilaian Zalfa sudah habis. Zalfa hanya berhasil memasukkan 10 bola kedalam ring. Jika bukan gangguan dari Kevin, mungkin Zalfa bisa memasukkan lebih banyak bola.

Kemudian, penilaian dilanjutkan dengan siswa yang lainnya, hingga jam pelajaran olahraga berakhir.

" Oke, jam pelajaran hari ini sudah selesai. Terimakasih karena sudah mengikuti jam pelajaran hari ini. Untuk sekretaris, ini jurnal nya, dan yang lainnya silahkan rapikan kembali bola nya, dan kembalikan ke ruangan olahraga " pinta guru tersebut

" Baik pak, terimakasih " jawab mereka secara bergantian

Setelah itu, mereka kembali ke kelas untuk mengambil seragam, dan menuju kamar mandi masjid untuk mengganti pakaian.

°•°•°•°

" Bentar lagi pelajaran apa ? " tanya Zalfa pada Aileen

" Fisika Fa, kenapa ? "
" Kayaknya ada rapat deh di Aula. Soalnya banyak guru-guru dari sekolah lain yang datang "

" Semoga aja, aku tadi juga lihat Bu Dyna ke Aula " ucap salah satu teman kelas Zalfa

" Aku harap hari ini jamkos " balas Carissa

" Halu dulu gapapa kok. Yang penting bahagia " jawab Zalfa dengan tertawa

Sebenernya Zalfa juga mengharapkan hal yang sama, tapi rasanya begitu mustahil karena guru Fisika kali ini terkenal rajin. Guru tersebut akan mengosongkan kelas, jika benar-benar diperlukan. Tapi, jika masih ada waktu untuk mengajar, maka guru tersebut akan tetap melangsungkan pelajaran seperti biasa.

Setelah selesai mengganti pakaian, mereka kembali ke kelas, sebelum guru mereka tiba. Ketika Zalfa hendak masuk ke kelas, Kevin menghalangi nya masuk dengan berdiri di depan pintu.

" Astaghfirullah Kevin kenapa lagi sihh. Seneng bener yaa gangguin orang " ucap Zalfa dengan sedikit emosi

" Kenapa tadi waktu di lapangan langsung diem habis aku pegang kepala nya ? Gugup yaa? " tanya Kevin seperti manusia tanpa dosa

" Siapa yang diem " jawab Zalfa dengan ketus, tanpa menatap mata Kevin

Bagaimana tidak, Kevin menatap mata Zalfa dengan begitu dalam, seolah ada sesuatu di dalam hatinya.

Aileen yang kesal dengan sikap Kevin, akhirnya memutuskan untuk mendorong Kevin keluar dan membantu Zalfa untuk masuk kedalam kelas. Dan Carissa pun juga berusaha sekuat tenaga melindungi Zalfa dari Kevin yang menyebalkan. Sedangkan Zalfa, berusaha sekuat tenaga untuk menetralkan jantung nya, agar tidak berdetak terlalu kencang.

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang