Bab 24

4 0 0
                                    

          Pagi hari, Zalfa sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun karena tidak sempat sarapan akhirnya Zalfa membawa uang lebih untuk membeli makanan di kantin.

" Ma, Zalfa berangkat dulu ya "

" Maaf ya sayang, mama gak sempat buatin sarapan. Uang nya udah kamu bawa kan? Nanti habis ujian langsung beli makan. Atau kamu beli roti aja, nanti bilang ke papa "

" Oke ma, siap "

          Hari ini Zalfa berangkat menggunakan mobil. Dia tidak pernah ingin terlihat mewah sehingga setiap berangkat dia memilih untuk turun di pabrik samping sekolah.

" Sayang, udah sampai. Nanti belajarnya sambung lagi "

" Ohh iya, makasih ya Pa. Zalfa berangkat dulu. Dadah Papa "

" Dadah sayang, semangat ujiannya " teriak Papa Zalfa dari dalam mobil

          Sepanjang jalan, Zalfa terus fokus dengan rumus rumus yang dia hafalkan. Sampai di depan masjid dia bertemu dengan Aarav yang hanya menggunakan kaos hitam polos dan celana abu-abu.

" Halo cewek "

" ASTAGHFIRULLAH "

" Aarav, Lo gila yaa. Pagi - pagi udah buat jantungan aja. Bisa halusan dikit gak sih "

" Aku udah halus, kamu aja yang gak pernah fokus jalan. Ini aku nitip tas taruh aja di bangku mu nanti aku ambil. Sekalian kita belajar bareng "

" Gak gak gak!! enak aja. Bawa sendiri laah. Kamu pikir aku babu apa " Zalfa pun menolak dan berusaha mengembalikan tas tersebut. Namun Aarav tiba-tiba mendekatkan wajahnya

" Bukan babu, tapi calon pacar " bisik Aarav tepat di telinga Zalfa

          Zalfa sontak diam seperti patung. Aarav yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis diikuti dengan tangannya yang mengusap kepala Zalfa.

" Terimakasih cantik "

          Tak ingin wajahnya terlihat seperti tomat, Zalfa memutuskan untuk membawa tas itu dan berjalan kembali menuju kelas.

          Bayangan akan kejadian tadi masih teringat jelas di kepala Zalfa. Dia ingin berteriak dan melompat kesenangan. Tapi dia tidak ingin terlihat seperti orang gila di sekolah. Alhasil dia hanya mampu teriak dibalik tas milik Aarav.

" Ehem. Ada yang lagi happy kayaknya"

" Eh Carissa. Kapan kamu sampai ? "

" Tuhkan, sangking seneng nya gini nih. Sampai gak sadar kalau aku daritadi udah ngikutin "

" Seneng ya digituin sama Aarav " goda Carissa sambil menyenggol lengan Zalfa

" Apaan sih "

" Sok sok an Lo. Udah deh, gak usah bohong "

          Karena salting, Zalfa mempercepat langkahnya agar terhindar dari Carissa.

" Woii, kalau salting gak usah ninggal gue jugaa kalii "

          Carissa berusaha mengejar Zalfa agar sejajar dengan langkahnya. Zalfa merasa malu jika sahabatnya harus melihat wajahnya yang sudah memerah. Dia tidak bisa menahan diri karena hatinya sudah berbunga-bunga

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang