Bab 21~ Tragedi

5 0 0
                                    

" Semuanya udah lengkap? Kalau gitu kita bagi tugas " ucap pak Ketum mereka

" Zalfa, karena kamu koordinator Humas, jadi tugasmu mengawasi kinerja OSIS. Kamu harus pastiin gak ada kendala apapun. Jika dibutuhkan, kamu bisa membantu mereka juga "

" Oke, siap "

" Selanjutnya, buat yang lain. Kita bagi tugas juga "

          Mereka sibuk membahas pembagian tugas setiap anggota.

          Organisasi yang diikuti oleh Zalfa merupakan organisasi tertinggi di sekolah. Walaupun salah satu anggota OSIS tidak bisa menerima kenyataan itu, tapi seluruh siswa telah meyakini bahwa organisasi mereka adalah yang tertinggi. Sebab, visi dan misi organisasi tersebut adalah memperhatikan kinerja dari OSIS. Bahkan mereka juga berhak, mengeluarkan anggota OSIS yang tidak bisa bekerja sesuai jobdesk.

" Oke, semua anggota sudah dapat tugas masing-masing. Sekarang waktunya kita rapat gabungan dengan OSIS "

" Siap Pak Ketum "

          Anggota OSIS yang sibuk rapat membahas proker, seketika menjadi hening ketika kedatangan Zalfa

" Ehh, Zalfa. Bentar ya kita bahas dulu. Baru kita akan rapat gabungan" ucap Ketum OSIS tersebut

" Ohhh, oke. Kalau gitu kita tunggu di lapangan, nanti kalian nyusul aja" balas Zalfa sambil menunjuk kearah lapangan, tepat dimana posisi mereka sedang berkumpul.

          Karena mereka butuh waktu, jadi Zalfa memilih untuk meninggalkan mereka dan berkumpul kembali dengan organisasi nya.

" Mereka masih rapat, tapi tadi aku udah bilang kalau kita nunggu disini. Semoga gak lama "

" Yaudah gapapa. Makasih ya Fa " balas Ketum mereka.

          20 menit kemudian, akhirnya seluruh anggota OSIS bisa berkumpul di lapangan. Ketum dari organisasi Zalfa mulai mengambil alih rapat. Di depan sudah terdapat ketua umum dari setiap organisasi. Disinilah Ketum menyampaikan tujuan pentingnya rapat gabungan. Dimana, seluruh anggota OSIS berhak tau, tugas apa saja yang akan dilakukan oleh organisasi yang diikuti Zalfa.

          Setiap hal dibahas secara terperinci. Baik dari proker yang akan dijalankan, konsep yang akan digunakan dan jobdesk dari setiap anggota.

°•°•°•°

          Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sehingga, rapat hari ini harus dibubarkan.

          Zalfa mencoba menghubungi orang tuanya dirumah. Dia berjalan sambil memegang ponsel, dan tidak sedikitpun melihat kearah depan.

Tanpa sadar, dia hampir saja menabrak tembok dibawah tangga.
" Tembok diem mau ditabrak juga Fa" ucap Aarav sambil memegang tembok di depannya agar tidak terkena kepala Zalfa

" EHH!! Maaf maaf. Aku gak fokus depan "

" Tau, buktinya mau nabrak kan ?"

" Hehehe. Lohh kok kamu disini. Bukannya tadi jalan kearah belakang ya ?"

" Ohh ternyata kamu merhatiin "
Aarav mulai menundukkan kepala agar sejajar dengan Zalfa. Mata berwarna coklat dengan rahang yang tegas dan wajahnya yang tampan, terlihat sangat jelas di depan Zalfa.

Zalfa mulai gugup saat ditatap oleh Aarav. " Nggak kok, tadi kebetulan aku lihat belakang aja "

" Hmm kalau cuma lihat kenapa sampai tau kalau aku jalan kearah sana " jawab Aarav sambil mendekatkan dirinya kearah Zalfa.

          Jarak diantara mereka semakin terkikis perlahan demi perlahan. Bahkan hembusan nafas Aarav sudah terasa di wajah Zalfa. Jantung Zalfa berdetak semakin kencang. Dia tidak bisa menahan hatinya kali ini.

" A__Aarav. Kayaknya kita terlalu dekat deh " Zalfa berusaha mendorong dada Aarav untuk menjauh.

" Emang kenapa kalau kita dekat. Kamu gugup?" jawab Aarav dengan suara lembut

" Ng___nggak kok, kata siapa. Jangan PD deh lu "

" Buktinya wajahmu merah "

" Iyaa, soalnya tadi kepanasan "

" Kepanasan atau____"

" Apasihhh. Udah aku balik duluan. Byee !!"

          Zalfa yang sudah salah tingkah, memilih meninggalkan Aarav yang masih berdiri disana. Senyuman di wajah Aarav mulai terukir. Dia tidak sadar, jika jantungnya sendiri juga berdetak sangat kencang. Ada sesuatu di hati Aarav yang tidak pernah dia rasakan

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang