Bab 11

7 1 0
                                    

        Di dalam kelas, semua siswa sibuk mengerjakan tugas dan mencari contekan, begitupun dengan Carissa. Sedangkan diluar, Zalfa sibuk dengan menyiram tanaman.

        Tanpa sadar waktu sholat berjamaah telah berakhir, tetapi teman-teman Zalfa di kelas tidak ada yang pergi ke masjid.

" Lohh, sholat nya udah selesai ? "

" Udah. Kok kamu gak sholat ? " kata Valda, salah satu teman kelas Zalfa

" Aku libur hari ini. Tapi teman-teman di kelas, gak ada yang ke masjid, malah pada sibuk ngerjain tugas " ucap Zalfa sambil menujuk ke arah kelas, namun tetap fokus pada bunga yang akan dia siram

" Ohhh, tadi aku juga baru ngerjain sih di masjid. Nanti lihat jawabanmu juga ya "

" Iya gapapa, lihat aja. Bukunya ada di Carissa "

        Dan dari arah berlawanan muncul lah Aileen, orang yang paling ditunggu-tunggu sejak tadi.

" Haii Fa "

" Kamu darimana ? Kok dari arah asrama ? "

" Oh, tadi aku masih ambil makan dulu di kantin. Lapar belum sarapan "

" Yaudah kalau gitu. Btw, aku lihat tugasnya dongg, ada yang gak paham soalnya, hehehehe "

" Oh iya, boleh. Sekalian di dalam aja yuk "

" Oke, kamu duluan aja. Aku mau cuci tangan dulu, sama buang botol ini "

        Saat hendak masuk ke kelas, Zalfa berpapasan dengan Kevin. Mereka saling menatap selama kurang lebih 5 detik. Tatapan Kevin, seolah mengisyaratkan sesuatu, namun Zalfa tidak bisa memahaminya, karena tatapan mereka terbuyarkan oleh kedatangan Aarav

" Permisi permisi, numpang lewat. Masih pagi kawan, jangan tatap-tatapan. Ntar, baper "

        Zalfa yang mendengar ejekan itu hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam, sambil melihat kearah Aarav yang berjalan masuk kedalam kelas.

        Ada sesuatu di dalam hati Zalfa, yang membuatnya penasaran. Dia ingin menemukan jawaban itu, tetapi Zalfa sadar bahwa ada perasaan yang harus dia jaga. Akhirnya Zalfa pun, memilih mundur dan melupakan rasa penasarannya itu.

°•°•°•°


        Sejenak, Zalfa ingin melupakan rasa penasaran yang cukup mengganggu pikirannya, dan fokus dengan pelajaran matematika hari ini.

        Zalfa adalah tipe orang pemikir, dia selalu memikirkan banyak hal di kepalanya. Bahkan, hal yang tidak penting sekalipun selalu dia pikirkan terus menerus.

        Contoh kecilnya, saat jam olahraga, Zalfa membawa 1 pulpen untuk mengisi jurnal. Ketika sampai di lapangan, Zalfa meletakkan pulpen dan jurnal itu di gazebo dekat lapangan. Namun, ketika kembali, pulpen itu hilang ntah kemana. Zalfa mencari ke semua tempat disekitar gazebo, tetapi hasilnya nihil. Dia tidak menemukan pulpen sama sekali. Padahal, dia meletakkan pulpen itu, tepat diatas jurnal. Alhasil, Zalfa memikirkan terus menerus masalah pulpen itu selama di sekolah. Carissa dan Aileen juga sudah mencoba untuk menenangkan pikiran Zalfa, dan usaha mereka sia-sia.

        Begitulah Zalfa, dia akan terus menerus memikirkan hal yang menurutnya janggal. Dan dia baru akan tenang, jika menemukan jawaban dari pikirannya itu, atau ketika dia sudah fokus dengan hal lain.

        Sama seperti perubahan sikap Kevin hari ini, sangat membuat Zalfa penasaran. Kevin yang selalu mengganggu, kini berubah seolah mereka adalah orang asing yang belum pernah saling kenal. Hal itulah yang membuat Zalfa ingin mencari tau lebih banyak mengenai Kevin. Mungkin saja, darisana Zalfa juga bisa mendapatkan informasi tentang surat teror yang ditujukan kemarin.

Aku, Diriku dan JanjikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang