Jangan lupa vote & komen🥰
-o0o-
Happy
Reading
-o0o-Stella menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia merasakan aura permusuhan yang sedari tadi menguar di antara Miya dan Xavier.
"Kalian... Mau makan apa?" Tanya Stella hati-hati.
Xavier mengalihkan pandangannya, dia menatap Stella dengan tajam, "Udah aku bilang jangan panggil 'Sasa' di depan umum kan?"
Stella nyengir, menampilkan deretan gigi putihnya.
"Maaf," gumam Stella.
"Pfftt..." Miya sebisa mungkin menahan tawanya ketika mengingat ekspresi Xavier saat Stella memanggilnya 'Sasa'.
Xavier menatap Miya dengan tajam. Entah bagaimana, pertemuannya dengan anak yang lebih muda 2 tahun darinya itu selalu penuh drama.
Hal itu membuat Xavier tidak pernah ingin bertemu dengannya lagi. Tapi, melihat gadis kecil itu kembali membuat jiwa mengerikan yang tersembunyi darinya bangkit.
"Eh, kenalin. Ini Miya, sahabat baru aku! Miya, kamu juga harus kenal Sa
-Xavier.""Stella, kalau kamu mau berteman, lebih baik pilih-pilih dulu. Masa Reog dijadiin temen?" Ucap Xavier sambil menatap rendah Miya.
Miya tersenyum sinis. Dia kemudian memegang tangan Stella dan Anna, "Ayo pergi, kayaknya bentar lagi bel deh."
"Kamu ngga mau makan dulu?" Tanya Anna.
"Nggak," ucap Miya.
"Kenapa?"
Miya menatap mata Xavier dengan tajam. Lalu, gadis itu tersenyum miring.
"Ada micin di sini. Pasti rasa masakannya jadi asin deh. Micin itu kan temennya garem," ucap Miya.
Xavier menggeram marah.
Miya memekik pelan saat Xavier mencengkeram dagunya dengan kasar. Melihat Xavier yang seperti itu, Stella dan Anna berusaha memisahkan.
"Xavier, udah!"
"Lepasin Miya!"
Xavier tidak bergeming sedikitpun, membuat Miya kesal karenanya. Gadis kecil itu balas menjambak rambut Xavier dengan kencang.
Seluruh pasang mata anak-anak di sekolah itu menatap mereka sembari berteriak heboh, "Lawan! Lawan! Lawan!"
Xavier mengaduh saat Miya menendang kaki kanannya hingga cengkeraman nya terlepas.
"Bocil kayak Lo bukan lawan gue," gumam Miya sembari mengibaskan rambutnya dengan jumawa.
Semua anak-anak menatap takjub ke arah Miya. Hal itu membuat Xavier semakin membenci Miya. Sangat.
Satu ide jahil terlintas dipikirannya untuk mempermalukan Miya. Dia kembali berdiri di depan Miya. Kemudian, dengan secepat kilat, Xavier mencium pipi Miya di depan semua orang.
Setelahnya, Xavier berlari keluar dari kerumunan, meninggalkan Miya yang mematung di tempatnya.
"XAVIER!!!"
Bukan hanya Miya yang terkejut, semua orang yang ada di sana sama kagetnya akan hal yang dilakukan oleh Xavier di depan umum.
Suasana menjadi heboh. Para anak kecil yang melihat itu sontak mengatakan 'Cie' secara berjamaah. Hal yang membuat Miya malu bukan main.
Anna mundur beberapa langkah, bersembunyi di balik pilar sekolah. Gadis kecil itu mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya dan menelepon seseorang dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Papa
FantasyAilu mati karena dibunuh oleh ayahnya sendiri saat sedang melarikan diri dari kejaran polisi. Siapa sangka bahwa Ailu terlahir kembali sebagai Remiya Maharani, seorang anak dari karakter antagonis dalam sebuah Komik. Ailu dihadapkan pada keputusan y...