Bab. 20 || Penjelasan

42.3K 8.7K 2.3K
                                    

THWNKS FOR 2K FOLLOWERS 🥰 gue update hari ini karena lagi seneng dapet 2K followers. You all the best😊

Oh iya, mulai hari ini target 1K komen ya. Kalo belum 1K, gue ngga akan update, biar gue makin semangat update juga, hehe👻

⚠️Awas Typo Bertebaran⚠️

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

Miya menatap datar ponsel Zeus. Tatapannya beralih pada Keiko yang baru saja kembali ke tempat duduknya semula sembari membawa 3 porsi kulit ayam crispy sesuai permintaan Miya.

"Kiko, aku mau minta sesuatu boleh?" Tanya Miya yang tentu saja langsung di angguki olehnya.

"Bayi kecil gue ini mau minta apa?" Ucap Keiko sembari mengelus lembut pipi Miya.

Di dunia ini, hanya Gehna dan Keiko yang waras dan memanggilnya dengan panggilan yang masih masuk akal.

"Kiko angkat telepon ini, terus buat suara desahan sambil nyebut nama Papa."

Hening.

Bukan hanya Keiko, Haikal, dan Mario yang terdiam. Tapi, seluruh pengunjung Cefe juga ikut menghentikan aktivitas nya sembari menatap Miya dengan raut terkejut.

Miya yang di tatap seperti itu oleh semua orang hanya mengerjapkan matanya pelan. Beberapa saat kemudian dia tersadar dan menunduk malu.

"Eh, maksudnya... Engh itu.. ini...jadi-" Ucapan Miya yang terdengar gugup itu terpotong karena Keiko tiba-tiba berdiri.

Keiko menatap tajam semua orang yang menatap Miya terang-terangan. Aura Keiko berubah, dia terlihat sangat menyeramkan hingga semua orang kembali pada aktivitas nya masing-masing dan tidak memperhatikan Miya lagi.

"Anu.. Keiko?" Gumam Miya.

Miya memejamkan matanya saat Keiko mengusap rambutnya, membuat Miya mau tak mau mendongak menatap gadis muda itu.

"Gue ngga akan nanya siapa yang ngajarin Lo ngomong gitu. Tapi, lain kali jangan ya. Itu omongan gak baik," ucap Keiko menjelaskan. Dia tidak ingin otak polos Miya berubah menjadi bar-bar.

Miya mengangguk lesu, perhatian gadis kecil itu terarah kembali pada ponsel Zeus yang sudah tak berdering lagi. Miya tersenyum miring, dengan cepat, dia membanting ponsel itu ke lantai hingga hancur.

Semua orang yang ada di Cafe itu kembali terdiam dan menatap Miya. Ponsel itu sangat mahal dan keluaran terbaru. Mereka tidak menyangka begitu mudah seorang anak kecil menghancurkannya.

"Apa? Itu cuma ponsel," ucap Miya sambil mengangkat bahu tak peduli.

Zeus yang baru saja kembali dari toilet merasa aneh. Dia kemudian berjalan menghampiri meja tempat teman-teman dan putrinya berada.

Zeus cengo begitu melihat ponselnya tergeletak dengan kondisi mengenaskan di lantai. Lalu, dia menatap satu persatu temannya dengan tajam.

"Cepet kasih tau siapa yang berani rusakin hp gue? Orang itu cari mati, mau gue bunuh ya?" Ucap Zeus dengan dingin.

Haikal menatap Zeus sambil tersenyum tipis. "Yakin mau bunuh?" Tanya Haikal memastikan.

"Siapa pun itu, gue akan bunuh dia. Berani-beraninya ada orang yang ngerusakin barang gue," geram Zeus. Rahangnya mengeras pertanda dia sangat murka. Baginya, merusak barangnya itu sama saja dengan menantangnya.

"Aku," ucap Miya, membuat Zeus mengernyit bingung.

"Papa mau bunuh aku?"

Detik itu juga letupan amarah Zeus terhenti. Zeus berusaha menyembunyikan kepanikan yang menghampirinya. Bagaimana jika Miya sakit hati?

Antagonis PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang