Bab. 22 || Reheart's Family

43.2K 9.5K 5.1K
                                    

Gaes...

Jadi, gue berpikir untuk ngerubah judul. Nah, kira-kira kalian ada ide gak, judul yang bagus apa?

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

Miya mengerjapkan matanya Menyesuaikan cahaya di sekitarnya yang terasa menusuk matanya. Miya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Miya membulatkan matanya ketika mengingat bahwa dirinya tengah di culik oleh Xavier. Sudah Miya duga, sedari awal sikap anak itu memang aneh. Seharusnya Miya tidak mudah percaya begitu saja.

"Selamat pagi, Nona," Suara lembut itu menyapa indera pendengaran Miya.

"Aku di mana?"

"Anda berada di Mansion keluarga Reheart," jawab Agnia dengan sopan.

"Kamu siapa?"

"Saya pengasuhnya Tuan Muda Xavier sejak dia masih bayi. Nama saya, Agnia."

"Di mana bocah tengik itu sekarang?!" Geram Miya begitu mendengar nama Xavier di sebut.

Agnia mendekati Miya. Kemudian, dia duduk di tepi kasur sambil memandang Miya dengan hangat.

"Nona, saya mohon maaf atas apa yang Tuan Muda lakukan. Tuan Muda tidak pernah seperti ini sebelumnya," ucap Agnia.

"Kalo gitu keluarin aku dari sini!"

Agnia menunduk dalam. Dia menggenggam kedua tangan Miya dengan ekspresi wajah merasa bersalah.

"Maaf, Nona. Tapi, Tuan Muda Xavier telah memberikan perintah khusus untuk tidak membiarkan Nona pergi."

Miya berdecak kesal. Dia bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju pintu kamar.

"Anter aku ke Xavier sekarang atau aku pergi sendiri?" Ucap Miya ketika sudah berada di depan pintu.

"Nona, Tuan Muda saat ini pasti sedang menemui Tuan Besar,"

Miya tak mendengarkan ucapan Agnia. Gadis kecil itu membuka pintu kamar dan berlari keluar untuk mencari Xavier, membuat Agnia yang melihat itu segera mengejar Miya.

Langkah Miya melambat begitu mendengar suara dari ruang keluarga. Miya tersenyum miring begitu melihat sosok Xavier ada di sana, berhadapan dengan seorang lelaki yang membelakangi nya.

Lihat saja, Miya bersumpah akan menghajar Xavier yang sudah berani menipu dan menculiknya. Miya akan memberikan pelajaran berharga untuk anak laki-laki itu.

"Hei, Xa-"

Plak!!!

Miya menghentikan ucapannya begitu terdengar suara yang memekakkan telinga. Lelaki itu menampar Xavier dengan keras hingga dia jatuh tersungkur.

Miya bahkan dapat melihat dengan jelas, sudut bibir Xavier berdarah, begitu juga dengan kepalanya yang membentur lantai.

"Lemah, begitu aja udah jatuh," ucap Lelaki itu.

Xavier tidak berekspresi apapun. Bahkan, dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun meski itu hanya rintihan.

Xavier berdiri. Dia menatap lelaki itu dengan tatapan kosong dan wajah datar. Sekilas, Xavier terlihat seperti orang yang tidak memiliki minat pada kehidupan.

Antagonis PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang