Bab. 39 || Mencari Petunjuk

23.5K 5.4K 1.2K
                                    

⚠️AWAS TYPO BERTEBARAN⚠️

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

"Hueeek!"

Zeus berusaha mati-matian untuk memuntahkan makanan yang baru saja dia makan. Ibunya benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia memberi makan anaknya sendiri dengan ulat.

Lelaki itu keluar dari kamar mandi setelah usahanya sia-sia. Membayangkan jika ulat itu sudah tercerna diperutnya selalu membuatnya merasa mual.

Miya, Anna, Stella, Xavier, dan Regan masih bermain di ruang keluarga bersama dengan Grace. Suasana ramai dan hangat yang terasa asing itu kini berada dikediaman Mahara.

Zeus ingin duduk disebelah Miya. Tapi, gadis kecil itu justru malah bergeser menjauhi Zeus, membuat Zeus mengernyitkan keningnya bingung.

"Papa, kenapa papa makan saudara aku? Apa nanti papa bakal makan aku juga?" Ucap Miya dramatis. Meskipun, dalam hati dia sangat senang melihat Zeus yang menderita seperti ini.

Anna mengalihkan perhatiannya dan menatap Miya dengan penasaran. "Maksudnya gimana? Papa kamu makan saudara kamu?" Tanya Anna bingung.

"Iya. Kalian tau? Papa makan Miku! Padahal Miku baru diadopsi hari ini. Belum ada 24 jam," ucap Miya, membuat Zeus ingin menghilang saja rasanya begitu para anak-anak menatapnya dengan tatapan ngeri.

"Om Zeus cuma manfaatin Miku. Miya kamu hati-hati, nanti kamu dimakan juga," ucap Stella. Gadis kecil itu berlari menuju Miya dan memeluk Miya dengan erat.

Miya terkekeh pelan, gemas dengan tingkah lucu dan polos Stella, berbeda dengan Anna yang tampak acuh tak acuh seperti biasanya. Sedangkan, Xavier, dia malah sedari tadi sibuk bermain game dengan Regan dan tidak mendengarkan percakapan absurd ayah-anak itu.

"Jangan temenin papa Zeus ya," ucap Grace mengompori Stella yang dengan cepat mengangguk, menyetujui ucapan Grace.

"Iya, jangan ditemenin," Stella mengambil kain yang berada tak jauh dari sana. Kemudian menutupi Miya dengan kain itu seolah ingin menyembunyikannya dari Zeus.

Zeus membulatkan matanya begitu melihat tingkah laku Stella. "ITU KAIN LAP BEKAS PEL-AN! ANAK GUE," Zeus dengan cepat menghampiri Miya dan membuang kain bekas lap itu.

Zeus itu tidak sadar bahwa dia telah mengucapkan kata yang paling dia benci diakhir kalimatnya. Sedangkan, Grace yang mendengarnya hanya mengulum senyum.

Tangan Zeus mengelap lembut wajah Miya yang berubah menjadi kotor karenanya. Stella yang menyadari itupun membantu Zeus membersihkan wajah dan rambut Miya yang kotor.

"Maaf, Stella gak tau," ucap gadis kecil itu sedih.

Miya hanya diam dengan wajah datar. Bukan marah. Dia hanya lelah melihat kelakuan para karakter-karakter yang ada didunia ini. Tidak ada yang waras, dan Miya harus menjadi korban dari ketidakwarasan mereka.

"It's okey, kamu gak sengaja," bukan Miya yang berucap, melainkan Regan yang sedari tadi mencuri dengar.

Lelaki remaja itu sangat tau sifat Miya. Regan sering menjadi korban sarkasme-nya Miya selama tinggal di rumah itu. Regan tidak masalah, selama itu adalah Remiya Maharani.

"Anna, sayang!" Teriak seseorang dari arah belakang.

Anna menoleh, gadis kecil itu tersenyum manis begitu melihat Malvin yang tengah berjalan kearahnya dengan Lia disampingnya.

"Papa lama banget jemput akunya," ucap Anna dengan nada merajuk.

Malvin mengacak rambut putrinya dengan gemas. Sedangkan, Lia berjongkok, menyamakan tingginya dengan Anna.

"Maaf ya, tadi macet soalnya. Sebagai gantinya, aku bawain Anna mainan. Anna pasti suka," ucap Lia sambil memberikan mainan keluaran terbaru yang ia beli dijalan ketika teringat dengan Anna.

"Makasih.." ucap Anna malu-malu. Hal itu membuat Malvin tertawa melihatnya.

Malvin menatap Zeus yang masih sibuk membersihkan wajah Miya. Tampak tak mempedulikan kehadiran lelaki itu. "Bro, sorry ya. Gue jadi harus ngerepotin Lo. Padahal kan Lo gak suka banget sama anak kecil," ucap Malvin.

Zeus melirik Malvin sekilas. Lalu, mengabaikan lelaki itu karena menganggapnya tak penting. Sontak saja, hal itu membuat Malvin melotot tajam.

"Jawab elahh!"

"Hm," gumam Zeus yang hanya dibalas gelengan tak percaya oleh Malvin.

"Aku mau ke toilet dulu," ucap Miya. Gadis kecil itu melangkah menuju toilet untuk mencuci wajah nya.

"Mau ditemenin?" Tawar Anna.

"Gak usah."

Miya melanjutkan langkahnya. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat pintu kamar Zeus yang sedikit terbuka. Miya menghampiri kamar Zeus, samar-samar gadis kecil itu melihat seseorang didalam kamar itu.

"Gue mau minta tolong sama Lo untuk cek keaslian video itu. Gue yakin video itu palsu. Gue berharap banget sama Lo," suara orang yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang ditelepon itu sedikit mengganggu Miya.

Miya masuk kedalam kamar Zeus, membuat Athena terperanjat kaget. Wanita itu tersenyum menatap Miya dengan sopan.

"Nona perlu sesuatu?" Tanya Athena.

Miya mengedarkan pandangannya untuk memastikan jika tidak ada barang yang hilang dikamar ayahnya. Kemudian, dia kembali memusatkan perhatiannya pada Athena.

"Video...yang kamu maksud itu apa?" Tanya Miya penasaran.

"Itu video... Ah! Video teman saya. Dia sedang kena masalah sampai harus dipenjara padahal dia gak salah. Ya... gitu," ucap Athena gugup. Dia tidak pandai berbohong meskipun tidak semua yang dia katakan adalah kebohongan.

"Kenapa kamu ada dikamar Papa?" Tanya Miya.

"Saya lagi beres-beres, Nona. Kebetulan temen saya nelepon jadi saya angkat dulu. Gapapa kan?"

"Ohh.. oke, lain kali kamu gak perlu bersih-bersih kamar Papa lagi. Papa gak suka kamarnya dimasukin orang asing," ucap Miya yang diangguki oleh Miya. Setelahnya, gadis kecil itu melangkahkan kakinya kembali menuju toilet.

Athena menatap kepergian Miya.

"Putrinya Kak Rve mirip banget sama Zeus. Ngga mungkin kan dia anak Zeus sama Kak Rve? Haha.. ngga mungkin. Itu pasti karena Miya tinggal sama Zeus dari kecil," gumam Athena pelan. Mengenyahkan pikiran-pikiran aneh yang bersarang di kepalanya.

Athena sangat mempercayai Rve karena dia adalah gadis yang baik. Athena sendiri yang melihat bagaimana baik dan sabarnya sosok Rve ketika Glasia terus berbuat ulah dulu.

"Semua orang itu ngga pure baik. Mereka yang dikenal suci sekalipun pasti bisa berbuat sesuatu diluar batas karena itu bukanlah sesuatu yang mustahil," ucap seseorang.

Athena terperanjat kaget begitu melihat sosok Keiko yang tiba-tiba berdiri didepannya sambil tersenyum manis. Sahabat dari Glasia itu mendekati Athena dan menepuk bahunya pelan.

"Lo gak akan nemuin apa yang Lo cari," ucap Keiko.

"Maksudnya?" Tanya Athena bingung.

"Lo mau tau sesuatu?" Tanya Keiko. Gadis itu mendekati Athena untuk berbisik di telinganya.

"Gue yang laporin Rve kepolisi."

-o0o-
Bersambung
-o0o-

Dikit yaa? Eitss..tenang!

{ 1K KOMEN, GUE UPDATE BESOK YA }

Spam Komen Di sini👉

Detektif Readers silakan keluarkan pendapatmu. Kemarin ada yang hampir benar lho teorinya. Gue suka aja gitu kalo liat orang berbagi pendapat👉

🖤SEE YOU and LOVE YOU GUYSS🖤

Antagonis PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang