Bab. 32 || Kembali Bersekolah

30.2K 6.6K 2.5K
                                    

Hari ini update sedikit dulu gapapa yagesya😗 yang penting update yekan🗿

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

Miya berjalan menuju gerbang sekolah. Kali ini, Zeus tidak menemaninya karena ada banyak sekali pekerjaan yang harus lelaki itu urus. Sedangkan, Alarick akan datang siang nanti ke sekolahnya untuk menjemputnya sekaligus bertemu dengan kepala sekolah.

"Miyaa!!!"

Miya menatap Stella dan Anna dengan datar begitu sampai di dalam kelas. Baginya, itu sangat lebay dan kekanak-kanakan. "Pelan-pelan aja Stella, nanti yang lain keganggu," ucap Miya pada Stella yang paling cerewet.

"Gak bisa! Kamu udah ngilang tiga hari, padahal baru pertama kali masuk sekolah, kok kamu udah berani bolos sih. Ngga ngajak-ngajak lagi!" Gerutu Stella dengan wajah cemberutnya.

"Emang kamu tau bolos itu apa?" Tanya Miya penasaran.

"Tau. Ngga belajar kan?" Ucap gadis kecil itu dengan polos membuat Miya tersenyum tipis.

"Stella."

Anna, Stella, dan Miya menoleh, melihat Xavier yang berdiri di ambang pintu dengan tampang dingin nya.

"Sasa!" Stella tersenyum senang dan berlari menghambur kepelukan Xavier yang dibalas tak kalah erat olehnya.

"Sasa juga udah tiga hari ngilang, kamu juga bolos tanpa aku ya?! Jahat," ucap Stella setelah pelukan mereka terlepas.

Xavier terkekeh sembari mengusap lembut rambut Stella. "Maaf, aku ada urusan jadi gak bisa masuk sekolah tiga hari," ucap anak laki-laki itu.

Miya mendekat pada Anna dan berbisik pelan. "Mereka Deket banget ya, ternyata si micin bisa jadi sahabat yang baik juga," bisik Miya.

"Kamu gak tau? Stella sama Xavier kan udah dijodohin dari masih bayi," ucap Anna yang membuat Miya sedikit terkejut.

"Hm.. cocok sih," kata Miya sambil menganggukkan kepalanya bak ibu mertua yang tengah menilai sang calon menantu.

Kemudian, Miya menggandeng tangan Anna menuju tempat duduknya. Dia ingin mendengar penjelasan Anna perihal beberapa hari yang lalu.

"Kenapa, Miy?"

"Waktu di rumah Reheart, kamu ada di sana kan? Ada hubungan apa kamu sama Black Shadow?" Tanya Miya sambil mengerutkan keningnya.

Tubuh Anna menegang, tidak menyangka Miya mengetahui nama kelompok Mafia yang tidak banyak orang tau karena sangat rahasia.

"Kamu tau dari mana tentang Black Shadow?" Tanya Anna kepada Miya. Pasalnya, Zeus tidak mungkin memberitahu Miya soal ini.

Anna tau seberapa besar usaha Zeus untuk melindungi Miya, salah satunya adalah tidak melibatkan Miya dengan Black Shadow yang mungkin suatu saat bisa menjadi Boomerang untuk gadis kecil itu.

Miya terdiam sejenak, bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin kan dia bilang bahwa dia tau dari komik? Yang ada orang-orang akan mengatainya gila.

"A—aku..."

Tepat sebelum Miya melanjutkan perkataannya, bel masuk berbunyi, membuat Miya dan Anna sama-sama menghela napas lega.

"Udah bel, mending kita belajar aja," ucap Miya mengalihkan perhatian dari pertanyaan Anna.

"Iya, ayo!" Kata Anna yang sama gugupnya akibat pertanyaan Miya sebelumnya.

Ya, lebih baik mereka tidak saling mengetahui alasannya daripada harus membongkar rahasia masing-masing. Setiap orang punya rahasia bukan?

Bu Fina, guru kelas 1A itu memasuki ruangan yang penuh dengan keributan dan gelak tawa anak-anak. Dia tersenyum manis sambil menyapa para anak didiknya.

"Kemarin ada PR kan?" Tanya Bu Fina dengan lembut yang langsung di iyakan oleh anak-anak yang lain.

Miya tersenyum lega, beruntung kemarin dia menghubungi Anna untuk bertanya apakah ada tugas selama dia tidak sekolah. Jadi, hari ini dia bisa ikut mengumpulkan tugasnya.

Beberapa saat kemudian, Bu Fina selesai mengoreksi tugasnya, dahi wanita paruh baya itu mengerut ketika melihat buku di tangannya.

"Miya," panggil Bu Fina pada Miya.

Miya sontak langsung berdiri dan menghampiri Bu Fina ketika wanita itu memberi isyarat untuk menghampirinya.

"Ada apa, Bu?"

"Kamu ada kesulitan belajar?" Tanya Bu Fina.

"Hah?"

"Jawaban kamu salah semua," ucap Bu Fina. Pasalnya saat hari pertama Miya masuk sekolah, anak itu berhasil membuat para guru takjub dengan kecerdasan yang melebihi anak seusianya.

Miya menepuk keningnya kala mengingat bahwa yang mengerjakan tugas itu adalah Regan. Masalahnya, Regan sama sekali tidak pernah menduduki bangku sekolah.

"Ini mah sama aja kayak ikan yang belajar berenang sama monyet," batin Miya menggerutu.

Miya tersenyum masam, yang hanya bisa Miya lakukan saat ini adalah meminta maaf dan belajar lebih giat lagi.

"Maaf, Bu. Saya akan belajar lagi," ucap Miya.

Bu Fina tersenyum tulus. "Ngga usah dipaksa, anak seperti kamu harusnya cukupin main dan makan yang sehat. Terkadang dewasa terlalu cepat itu gak baik," ucap Bu Fina.

Pertama kali Bu Fina bertemu dengan Miya, dia seperti bertemu dengan orang dewasa. Mulai dari tutur bahasanya, tindakan, dan tata Krama nya benar-benar luar biasa untuk seorang anak yang baru 7 tahun.

Miya mengangguk meski tak tau harus berbuat apa. Gadis kecil itu berjalan menuju kursinya. Tepat saat melewati sebuah bangku, Miya tersandung karena kaki seseorang.

"Kalo jalan itu liat-liat dong!" Gerutu seorang anak perempuan yang berwajah Chinese dan di kuncir dua itu.

"Lo..." Geram Miya kesal, padahal gadis itu yang menyandung kakinya, dasar playing victim!

"Cie yang dapet nilai 0, kasian deh.." ejek gadis kecil bernama Yoriko itu.

Miya menghela napas sebelum berjalan kembali menuju kursinya, mengabaikan Yoriko yang tersenyum puas.

Diam-diam, Anna menatap Yoriko dengan wajah datar dan tatapan tajam, sambil bergumam pelan.

"Target terkunci."

Ya begitulah, Miya dan segala pawangnya.

-o0o-

Alarick keluar dari mobil mewahnya, menatap bangunan sekolah dasar favorit dan termahal di kota ini.

"Wesss... Anak gue pasti jadi primadona nih," ucap Alarick sembari terkekeh.

Lelaki berjas formal itu baru saja kembali dari perusahaannya dan langsung datang ke sekolah Miya begitu istirahat makan siang hanya untuk menggantikan Zeus menemui sang kepala sekolah.

"Bayi mesum, Daddy datang!"

Alarick memasuki gerbang sekolah, menghampiri pos satpam untuk bertanya dimana letak ruang kepala sekolah. Tapi, belum sampai di pos satpam, matanya menangkap sosok lelaki muda yang tengah berbicara dengan satpam.

Diakan... Xander Reheart!

Tolong, siapapun katakan pada Alarick apa dosanya sehingga Author tega mempermainkannya seperti ini!

"Mati gue," gumam Alarick.

-o0o-
Bersambung
-o0o-

Sedikit gak? Sedikit yaa? Tenang aja...

TEMBUS 2K KOMEN, GUE LANGSUNG UPDATE PART SELANJUTNYA!

Kalo ngga tembus, ya selamat menunggu sampai mood gue yang selanjutnya mwehehe🤣

Antagonis PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang