Aaaaa... So sorry. Pas jam 9 malam gue mau update eh tiba-tiba kuota gue abis hikss sedih banget😭😭😭
Tapi, sekarang udah dikirimin lagi kuotanya. Maaf banget gess🤧
-o0o-
Happy
Reading
-o0o-Suasana dikediaman Mahara tengah ramai sekali. Anna, Alarick, Malvin, Keiko, Mario, dan Haikal juga datang untuk mengisi kemeriahan. Tak hanya itu, selang beberapa saat, Stella dan Xavier juga datang.
Namun, entah kenapa suasana antara Alarick dan Anna terlihat suram, hal itu sontak membuat Miya keheranan.
"Papa, aku mau bantu bakarin ayamnya!" Ucap Miya yang tak ambil pusing dengan Alarick dan Anna.
Taman belakang rumah Mahara yang sudah didekor dengan lampu-lampu itu terlihat indah. Miya merasa bersemangat kali ini.
"Ngga boleh! Nanti kalo Lo kena api gimana?" Tolak Zeus tegas.
"Ngga akan," ucap Miya, masih berusaha merayu Zeus untuk mengabulkan keinginannya.
"Api itu panas."
"Ya kalo dingin itu namanya si doi, bukan api!" Ucap Miya kesal sembari memutar bola matanya dengan malas.
"Dari mana Lo belajar kata-kata itu?" Tanya Zeus begitu mendengar ucapan Miya yang terdengar seperti orang dewasa.
Miya mengatupkan bibirnya. Kemudian, dia melengos pergi untuk menghindari pertanyaan, hal itu sontak saja membuat Zeus berdecak kesal.
"Hei," panggil seseorang, membuat Miya menoleh menatap Xavier yang tengah bersandar di pohon.
"Stella mana?" Tanya Miya sambil berjalan mendekati Xavier.
"Lagi main sama Anna."
"Kamu gak ikut main?"
Xavier menatap Miya yang juga tengah menatapnya dengan tatapan penasaran. Xavier terkekeh pelan lalu mengalihkan pandangannya.
"Kenapa?" Tanya Miya bingung.
"Kamu aneh."
"Aneh?"
"Umur kita cuma beda dua tahun. Kamu 7 tahun, aku 9 tahun. Tapi, kenapa aku ngerasa kalo kamu kayak orang dewasa?"
Miya tersenyum mendengarnya. Lalu, gadis kecil itu berjalan pelan meninggalkan Xavier. Namun, baru beberapa langkah, Miya kembali menoleh.
"Bukannya kita sama? Kamu juga kayak orang dewasa," ucap Miya. Tanpa menunggu jawaban Xavier, Miya mempercepat langkahnya dan meninggalkan Xavier yang masih berdiri ditempatnya.
"Bocil aneh," gumam Xavier.
-o0o-
Malam hari sudah tiba dan daging panggang juga sudah selesai di bakar oleh para lelaki dewasa. Athena dan Regan juga ikut bergabung bersama mereka, membuat suasana menjadi canggung karena Miya yang biasanya banyak bicara dan mengumpat kini hanya diam saja.
"Ini daging ayamnya enak loh, Mi."
Stella menyodorkan sate ayam kepada Miya untuk mencarikan suasana. Miya mengambil sate itu dan memakannya, berusaha mengabaikan dua orang yang baru bergabung itu.
"Sate megalodon lebih enak loh," bisik Regan tepat ditelinga Miya membuat gadis kecil itu terkejut karena kehadiran Regan yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya.
"Oh ya?" Tanya Miya acuh tak acuh.
"Babi, sini!" Mario yang sedang bersama teman-temannya yang lain itupun berteriak begitu melihat Miya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Papa
FantasiaAilu mati karena dibunuh oleh ayahnya sendiri saat sedang melarikan diri dari kejaran polisi. Siapa sangka bahwa Ailu terlahir kembali sebagai Remiya Maharani, seorang anak dari karakter antagonis dalam sebuah Komik. Ailu dihadapkan pada keputusan y...