Bab 18|Being watched

765 70 9
                                    


Setelah syuting selesai para staff di bolehkan istirahat di kamar yang sudah tersedia, cukup lelah hari ini terus mendampingi Jungkook saat syuting. Aku di haruskan selalu menyediakan segala keperluan yang dibutuhkan Jungkook ketika syuting berlangsung, tapi saat syuting tidak berlangsung pun aku juga harus ada di setiap Jungkook membutuhkan sesuatu.

Pekerjaan yang sedang aku jalani mungkin terlihat tidak begitu menguras tenaga dan pikiran, tapi coba bayangkan kalian bekerja dengan seorang Jeon Jungkook yang banyak sekali kebutuhannya sampai hal terkecil pun dia selalu saja menyuruhku seperti membuatkannya sarapan, memanggilku untuk mengambilkan barang yang tidak begitu jauh dari posisinya, mencarikan barang pribadinya yang hilang bahkan sampai menuduhku yang mengambil barangnya seperti siang tadi padahal dia selalu memperingatiku untuk tidak menyentuh barang berharga yang di milikinya.

Menyebalkan sekali, Jeon Jungkook yang selalu bersikap ramah di depan banyak orang, namun hal itu tidak berlaku untukku. Entah dendam apa yang dia miliki kepadaku sampai bersikap semenyebalkan itu.

Omong-omong malam ini aku terpaksa menginap karena lokasi syuting cukup jauh dari flat, sebenarnya aku tidak keberatan karena suasana di hotel sangat nyaman, fasilitas di sini sangat komplit ya namanya juga hotel bintang lima kelas atas bahkan Bangtan sampai manggaet tempat ini untuk syuting episode run terbaru mereka yang entah kapan tayangnya.

Di dalam kamar tidak hanya ada aku, ada tiga staff wanita yang mendapat kamar yang sama denganku. Ada dua kasur ukuran dua orang di kamar ini, itu kenapa kami berempat menempati kamar ini.

Sayangnya aku tidak begitu dekat dengan mereka, jadi aku hanya sibuk bermain hp untuk menghilangkan rasa bosan dan sesekali mendengar mereka bercerita apa saja fasilitas yang di miliki hotel yang kami tempati sekarang.

Sampai tiba-tiba terdengar ketukan yang ternyata adalah salah satu manager Bangtan, dia mencariku dan mengatakan Jimin mencariku dan menungguku di lantai atas. Aku mengikutinya dan sesampainya di lantai atas aku mengikuti langkahnya sampai aku bisa melihat Jimin yang tengah duduk sedang memainkan ponselnya.

Manager itu pergi setelah menyuruhku untuk menghampiri Jimin sendirian.

"Oh, kau sudah datang?!" Jimin yang menyadari kedatanganku lantas meletakan ponselnya ke meja dan memintaku untuk duduk di kursi yang ada di depannya.

"Ada apa Oppa mencariku?" gugup sekali berhadapan dengan Jimin seperti ini, rasanya canggung sekali dan aku agak gugup.

"Kau pasti bosan di kamar jadi aku memanggilmu untuk menghabiskan waktu berdua di sini. Lihatlah di sana," dia mengangkat tangan dan menunjuk ke arah kenan di mana terdapat dinging kaca yang memperlihatkan suasana di luar sana. "Indah bukan?" katanya yang kujawab dengan sebuah anggukan.

"Aku memesankanmu milkshake chocolate, kuharap kau suka." Jimin mengangkat dagu menunjuk minuman di depanku yang sudah ia pesankan.

"Aku suka kok, terima kasih." ucapku lantas menyambarnya pelan dan menikmatinya sambil memandang keluar, pemandangan di luar sana sangat indah dan aku tidak bisa lepas untuk terus melihatnya.

"Bagaimana rasanya bekerja dengan Jungkook?" tiba-tiba Jimin menanyakan soal Jungkook, lebih tepatnya bagaiamana  pengalamanku bekerja dengan Jungkook.

"Cukup melelahkan tapi itu memang sudah resiko setiap orang ketika bekerja, pasti akan merasakan lelah." jawabku seadanya.

Aku melihat Jimin yang terkekeh setelah mendengar jawabanku, apa yang membuatnya sampai memberikan respon seperti itu. Apa jawabanku terdengar lucu?

"Jadi menurutmu Jungkook itu orang seperti apa?"

Kenapa Jimin jadi terus membahas Jungkook sih, moodku kan jadi rusak.

Famed Neighbor (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang