Bab 8|Appreciate giving

743 75 4
                                    

Jungkook POV

Perlu kalian tahu aku tidak suka dengan perempuan yang buruk dalam hal berpenampilan dan buruk dalam menjaga imagenya. Mungkin karena aku seorang idol jadi tak terbiasa dengan sesuatu yang terlihat buruk di mataku, entah itu dari segi penampilan atau sikapnya.

Sejak menjadi seorang idol kami di tuntut untuk selalu menjaga image baik di depan kamera atau di belakang kamera ketika bertemu orang-orang yang mengenal kami. Berpenampilan baik dan menarik agar mendapat banyak sorotan dari publik dengan begitu kami akan lebih banyak mendapatkan komentar berupa sanjungan ketimbang kritikan yang sewaktu waktu akan menjatuhkan kepercayaan diri kami dalam hal fashion.

Selama tujuh tahun menjadi seorang idol kini aku mulai terbiasa dengan semua itu seperti sudah menjadi hobi, setidaknya itu bisa mengurangi tekanan yang ada selama menjadi sosok yang selalu di sorot flash kamera di manapun dan kapanpun kami berada.

Dalam hal berpenampilan perempuan menjadi nomor satu terbukti dengan mereka yang akan menghabiskan banyak waktu untuk berpenampilan sebaik dan semenarik mungkin. Mereka juga pandai dalam menjaga image. Namun sepertinya aku harus menepis pikiran itu jauh-jauh setelah bertemu dengan gadis semacam Jiyoo yang jauh dari dari pemikiranku selama ini terhadap perempuan.

Dia sungguh berbeda dari gadis-gadis yang pernah kutemui termasuk dari kalangan artis dan penggemar yang pernah ku jumpai. Saat mereka berusaha berpenampilan secantik mungkin dan berperilaku seanggun yang mereka bisa untuk mendapat perhatian, yang di lakukan Jiyoo malah sebaliknya.

Kuakui setelah mengganti piyamanya dengan setelan kasual dan menyisir rambutnya penampilan cukup terbilang lumayan, tapi aku tidak bisa menemukan kelumayanan pada perilakunya yang bar-bar.

Pertemuan pertama kami bahkan sangat tidak elit dengan kondisinya yang mabuk lalu menjabak rambutku dan mengotori pakaianku dengan cairan menjijikannya. Jujur saja, saat itu aku sangat kesal dan ingin membalasnya, tapi aku tidak akan pernah sanggup membalas perbuatannya dengan perlakuan yang serupa. Alasannya, karena aku seorang idol yang akan berpengaruh buruk pada karirku nantinya. Lagipula, kondisinya pada saat itu sedang mabuk dan aku mencoba memakluminya karena orang yang ada dibawah pengaruh alkohol biasanya akan melakukan tindakan yang tak beretika.

Tapi bagaimana jika hal yang hampir serupa kembali terulang?

Dan itulah yang terjadi padaku satu jam yang lalu di kediaman keluarga Jiyoo sebelum aku memutuskan untuk pamit pulang ke rumah, sebab untuk kedua kalinya gadis itu berhasil kembali membuatku tak berselera mengisi perut. Tetapi, bukan hanya itu alasanku yang membuatku sampai memilih untuk pulang karena sebenarnya aku tidak sekesal seperti saat malam itu. Alasanku yang lain karena aku dapat menangkap gurat ketidaknyamanan di wajah Jiyoo yang entah kenapa membuatku kesal, dia terlihat tidak menyukai keberadaanku di sekitarnya.

Saat ini pakaianku sudah berganti dengan pakaian santai setelah membersihkan diri karena badanku lengket karena keringat setelah jogging tadi pagi yang membuatku tak sengaja berpapasan dengan Ibu Jiyoo yang langsung menyeretku mampir ke rumah mereka untuk ikut sarapan bersama. Katanya sih sebagai rasa terima kasih karena semalam sudah menolong putrinya.

"Payah sekali," cibirku saat lawan mainku di game kalah begitu cepat. Saat sedang asik-asiknya bermain game tiba-tiba bunyi bell mengganggu konsentrasiku hingga aku mendengus kesal karena kalah.

"Ck, siapa yang mengganggu acara bermain gameku." dengan kekesalan yang mendominasi suasana hati, aku terpaksa keluar dari game, mengecek kamera cctv di luar sana yang terhubung dengan ponsel untuk melihat siapa orang yang telah mengusik waktu bersenang-senangku di hari free-ku yang sangat langka di dapatkan saking padatnya jadwal.

Famed Neighbor (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang